🍁 EM : BAB 20 🍁

10.2K 1.5K 698
                                    

Don't be a silent reader yak! Maaf jika terdapat banyak typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be a silent reader yak!
Maaf jika terdapat banyak typo.
Happy Reading 💜

Note : baca sampai selesai, ada info tentang work baru aku hehehe

🍁 Eternal Maple 🍁
20. Sweet Medicine

      SAMA seperti waktu-waktu yang telah berlalu, pagi ini Jisoo kembali disibukkan dengan beberapa lukisan pesanan dari pelanggan. Dia tidak datang ke kantor, karena semalam saat Taehyung menghubungkan panggilan suara dengannya lelaki itu mengatakan dari pagi sampai jam makan siang dia tidak akan ada di kantor. Rencananya Taehyung akan menghadiri pertemuan keluarganya bersama keluarga Tzuyu. Jisoo cukup cemas, bukan cemas karena Taehyung bertemu dengan gadis bermarga Chou itu. Hanya saja dia mencemaskan dirinya sendiri, bagaimana jika nanti Taehyung benar-benar membatalkan perjodohan antaranya dengan Tzuyu dan pria itu tak sengaja menyeploskan nama Jisoo di depan dua belah pihak keluarga? Iya, Jisoo sangat yakin saat ini dia terlalu berpikir berlebihan tapi ini efek sehabis menonton drama yang alur ceritanya mirip seperti itu, jadi bagaimana ia tidak cemas?

Jisoo menyemburkan napas berat, menuangkan cat air di atas paletnya dan mencoba untuk berkonsentrasi merampungkan satu lukisan pesanan Nyonya Ah Reum.

"Semoga diriku akan baik-baik saja."

Sebelum memulai menorehkan kuas di atas kanvas putih, ia memanjatkan doa terlebih dahulu pada Tuhan. Mengikat penuh rambutnya ke belakang. Jisoo baru saja ingin memulai aktivitasnya, tapi seketika bunyi lonceng dari pintu masuk galerinya berhasil memecah atensinya.

Jisoo lekas berdecak sengit ketika mendapati presensi Rose yang masuk ke dalam dengan cengiran kudanya.

"Mau apa kau kesini huh?!"

Jisoo masih ingat betul ulah si gadis berambut pirang itu, karena ulahnya sungguh membuat Jisoo pusing luar biasa menghadapi sikap Taehyung yang semakin menjadi gila. Jisoo memandang sinis kearah Rose yang sudah berdiri di hadapannya, gadis itu menyengir lebar lalu menggeser satu kotak hadiah ke atas meja. "Sebagai permintaan maafku eonnie, aku sangat menyanyangimu hehehe." Rose meremat-remat ujung baju yang ia kenakan hari ini ketika menunggu respon dari Jisoo.

"Kau mau menyogok rupanya eoh?!" sinis Jisoo, lalu menilik kotak persegi itu. Rose menggeleng pelan, "Tidak kok, eonnie maaf ya? Tapi bukankah semuanya makin berjalan dengan lancar?" kembali memasang wajah tanpa dosanya, Rose bersemangat sekali menanyakan kemajuan hubungan sahabatnya satu ini.

Satu jitakan kecil tepat mendarat di kepala Rose, "Hya! Kau sangat menyebalkan!" singut Jisoo.

Rose hanya mampu menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapih seraya mengusap kepalanya, seketika atensi keduanya malah teralihkan ketika lonceng kecil di atas pintu kembali berbunyi.

Eternal Maple [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang