🍁 EM : BAB 9 🍁

9.9K 1.6K 362
                                    

Yang ini beneran update setelah selesai revisi wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ini beneran update setelah selesai revisi wkwkwk.
Don't be a silent reader yak.
Yang semalem sempet baca ceritanya jangan lupa balik lagi untuk vote ya. Kalau tidak aku ngambek bakalan lama update hahaha. Yaudahlah yaaa.
Maaf jika terdapat banyak typo.
Happy Reading 💜

🍁 Eternal Maple 🍁
09. One Step Closer

       JISOO menatap langit-langit kamarnya cukup lama, dia menuruti apa permintaan Taehyung barusan. Mereka tidak saling bicara, hembusan nafas Taehyung terdengar begitu jelas dari sebrang telpon sana.

"Taehyung kau sudah tidur?"

Tidak ada jawaban, Taehyung diam yang ntah memang sudah tidur atau bahkan pura-pura tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam, panggilan suara itu tidak terputus dari satu jam yang lalu.

Jisoo hanya diam, memainkan jemari kukunya sambil menguap beberapa kali-hembusan nafas Taehyung seolah membuat Jisoo semakin mengantuk.

"Kim Jisoo!!"

Tapi seruan namanya yang terdengar nyaring dari luar kamar, membuat mata Jisoo kembali segar. Seokjin kebiasaan, berteriak di tengah malam seperti itu pasti akan menganggunya lagi. Untung saja ayah dan ibu mereka sedang dinas luar, kalau tidak bisa saja Seokjin sudah habis dimarahi oleh ibu mereka.

Dalam hitungan detik, Seokjin sudah berhasil masuk ke dalam kamar Jisoo dengan tampang menyebalkannya.

"Sooya, katakan padaku yang sejujurnya. Kau pasti disakiti oleh lelaki baju hijau beberapa hari yang lalu itu kan?"

Jisoo memutar bola matanya malas, kakaknya itu tidak akan puas jika belum mendapatkan jawaban sesuai harapannya. Masih saja membahas hal itu. "Mohon maaf hyungnim, aku tekankan padamu. Aku sedang tidak putus cinta atau apalah itu, kenapa kau selalu mendesak bahwa aku memang mengalami hal seperti itu sih?" cibirnya ketus, menatap sengit sang kakak tanpa rasa takut.

"Aku ini kakakmu jadi apa salahnya jika bercerita denganku, aku mesti tahu siapa yang berani membuat adikku menjadi kalem dan tidak banyak cincong seperti biasanya."

Seokjin melipat kedua tangannya diatas dada, lalu melipir duduk di tepi ranjang menunggu sang adik yang ntah kapan akan bicara jujur padanya.

Jisoo berdecak, dia sedikit bangun dan menyenderkan punggungnya pada headboard. "Kau tak perlu tahu, lagi pula aku sudah kembali seperti biasanya. Sana kembali ke kamarmu, aku ingin tidur hyungnim." nada bicaranya masih terdengar halus, karena Jisoo memang masih sabar menghadapi sikap sang kakak.

"Berhentilah memanggilku dengan sebutan 'hyungnim'. Coba panggil aku 'oppa', wanita tapi kok tidak ada sisi femininnya sama sekali." satu toyoran kecil mendarat di dahi Jisoo.

Eternal Maple [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang