🍁 EM : BAB 28 🍁

10.4K 1.3K 833
                                    

Nih aku double up nih! Jangan sampe ga rame ya, ngambek aja ntar aku xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih aku double up nih! Jangan sampe ga rame ya, ngambek aja ntar aku xixixi.
Maaf juga ya kalau typo bertebaran, selamat membaca sayang 💜

🍁 Eternal Maple 🍁
28. Kissing On Rooftop

        MENYAMBUT awal bulan November, musim gugur akan segera berakhir dan tergantikan oleh musim dingin. Hari ini tepat diberlangsungkannya pameran seni yang diadakan oleh TH Arts Corporation. Menginjak waktu empat hari sudah Jisoo benar-benar tidak bisa menemui Sehun sejak hari itu—ketika Sehun mengungkapkan perasaannya terhadap Jisoo.

Tentu itu cukup membuat Jisoo repot, setiap harinya berusaha menghubungi Sehun melalui panggilan suara. Kendati demikian, Sehun tak pernah menjawabnya atau bahkan membalas pesan yang Jisoo kirimkan. Jisoo belum cerita pada siapapun terkait hal ini, bahkan Taehyung sekalipun tidak ia beritahu. Karena ia paham jika beberapa orang terdekatnya tahu bisa menambah riweh suasana, dan Jisoo sangat tak suka itu.

Jisoo menghela napas panjang, sambil mengabsen beberapa lukisan yang akan ia bawa ke kantor TH Arts Corporation. Pagi ini tentu sangat menyibukkan. Ia tidak bisa meminta bantuan Taehyung untuk menjemputnya, karena prianya itu sudah cukup disibukkan dengan beberapa persiapan pameran jauh lebih pagi ketimbang dirinya datang ke galeri.

"Kalau saja Sehun tidak menghindar seperti ini, aku bisa meminta bantuannya. Dan, tentunya aku tak perlu menunggu Kim Seokjin si lelet itu."

Jisoo menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Ya, pagi ini ia memaksa Seokjin untuk mengantarnya ke TH Arts Corporation. Namun, seperti biasa Seokjin selalu ngaret jika di minta tolong ini dan itu.

"Kim Seokjin, dalam hitungan 10 detik kau tidak muncul juga. Tamat riwayatmu malam ini," desisnya sebal. "Satu.. Dua.. Ti—"

Gemercing lonceng pintu seketika memenuhi rungu Jisoo. Hitungannya kontan berhenti, sorot matanya pun langsung menatap ke arah ambang pintu.

"Kim Jisoo! Ayo cepat mana saja yang harus dibawa? Aku hanya ada waktu 45 menit sebelum rapatku di mulai!"

Kim Seokjin, berteriak kencang saat menerobos masuk ke dalam galeri. Tingkah gusarnya membuat Jisoo berdecih heran, gadis itu berdiri dari duduknya guna menghampiri sang kakak. "Kau selamat. Untung aku baru menghitung sampai tiga, kalau tidak sih ya say goodbye saja," sindirnya sengit.

"Bodoh! Aku tak mengerti ucapanmu, jadi mana saja yang mesti aku masukkan ke dalam bagasi mobil?!" Tepat telunjuk jemari Seokjin mendorong dahi sang adik sedikit kuat. Hingga membuat sang empu mencibir kesal.

Jisoo mencebik, lalu menunjuk dengan cepat deretan lukisan berbingkai yang berdiri bersandar pada dinding ruangan. "Semua itu!" tuturnya cepat.

Seokjin tak peduli dengan perubahan raut kesal sang adik, dia langsung mengambil bingkai lukisan tersebut untuk di masukkan ke dalam bagasi mobil. "Cepat bantu aku membawanya juga!" titahnya.

Eternal Maple [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang