~AMELIA~
Aku tiba di rumah saat hari sudah siang. Setelah mengambil mobil dari rumahku tadi, aku mampir ke supermarket. Saat ini, kedua tanganku memegang beberapa kantong belanjaan yang berisi sayur, buah-buahan dan beberapa bahan makanan lainnya.
Aku masuk ke dalam rumah lalu meletakkan belanjaanku tadi di atas meja pantry di dapur. Aku kembali ke mobil untuk mengambil beberapa barangku yang tadi aku letakkan di kursi penumpang mobilku.
Setelah itu, aku masuk ke dalam kamar untuk meletakkan barang-barangku tadi. Begitu selesai menata semua barangku, aku kembali lagi ke dapur. Aku mulai mencuci buah dan sayur untuk kemudian disimpan di kulkas. Aku juga memasukkan beberapa daging untuk membuat steak nanti malam. Setelah selesai membersihkan bahan makanan, aku kembali masuk ke dalam kamarku.
Masih jam tiga siang, terlalu awal untuk memasak makan malam. Lagipula, aku tidak tahu Chris biasa pulang kantor jam berapa. Jadi aku memutuskan untuk menghubungi orang tuaku lebih dulu sembari menunggu waktu sore. Aku meraih ponselku, mencari nomor telepon Mamaku, lalu menekan tombol untuk memulai panggilan.
"Halo, Ma.", ucapku setelah panggilan kami tersambung.
"Hai, Nak. Apa kabar?", suaranya terdengar lembut.
"Baik, Ma. Aku merindukan kalian, maka dari itu aku menelpon.", jawabku. "Papa dimana, Ma?", tanyaku pada Mama.
"Papamu sedang di dapur untuk mengambil minum. Oh itu dia. Sayang, putri kita menelpon.", ucap Mama di seberang telepon sana.
"Halo, Babygirl. Bagaimana kabarmu, Sayang? Kau dan suamimu baik-baik saja kan?", tanya Papaku.
"Kami baik-baik saja, Pa. Jangan khawatir.", aku terpaksa berbohong lagi pada orang tuaku, setelah tadi pagi aku juga berbohong pada mertuaku.
Aku tahu pasti mereka mengkhawatirkan hubunganku dengan Chris, mengingat kami menikah karena perjodohan.
"Baguslah kalau begitu. Papa dan Mama senang mendengarnya.", kata Papa. "Oh ya, Nak. Besok kami akan ke Korea. Ada beberapa urusan yang harus diselesaikan di sana."
"Urusan apa itu, Pa?", tanyaku penasaran.
"Papa hanya ingin membantu adikmu mengurus beberapa masalah perusahaan kalian di sana."
"Perusahaan di Korea sedang ada masalah? Kenapa Archer tidak memberitahuku?"
"Itu karena Archer tidak ingin membuatmu khawatir, Sayang. Kau baru saja menikah. Jadi, Archer tidak memberitahumu. Tapi, di sisi lain, dia terus mengeluh pada Papa bahwa dia pusing mengurus perusahaan itu sendirian karena kau pasti sekarang sudah fokus pada rumah tanggamu. Jadi, Papa akan membantunya menangani masalah yang ada di sana. Dan ngomong-ngomong, adikmu sudah lebih dulu berangkat ke Korea siang tadi."
"Baiklah kalau begitu. Lalu, apakah setelah masalah di Korea sudah selesai, Papa dan Mama akan langsung pulang ke New York?", tanyaku.
"Ya. Begitu urusan di Korea selesai, kami akan langsung pulang ke New York.", kali ini giliran Mama yang berbicara di telepon. "Mama senang mendengar bahwa kau dan Chris baik-baik saja. Mungkin kalian berdua hanya butuh waktu untuk lebih mengenal satu sama lain.", ucap Mamaku.
"Aku rasa Mama benar. Kami masih perlu belajar satu sama lain.", aku menghela napas pelan.
"Kami sekarang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Korea besok pagi. Apakah masih ada yang ingin kau bicarakan, Sayang?", Mama bertanya padaku.
"Tidak. Kalian bisa bersiap-siap. Aku juga akan segera memasak untuk makan malam."
"Baiklah kalau begitu. Hubungi kami jika ada apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me, My Husband! (Kim-McKenna SERIES #1)
RomanceChristopher McKenna, seorang pria tampan, sukses namun berhati dingin. Dia memiliki masalah kepercayaan terhadap wanita akibat masa lalu yang dialaminya. Dia menganggap semua wanita yang mendekatinya hanya berniat untuk memanfaatkan kekayaannya. Dia...