Bab 19

25.2K 1K 11
                                    

~CHRIS~

Sekarang aku dan Amelia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah orang tua Amelia yang berada di Manhattan. Kami sudah check out dari hotel tadi pagi dan berencana menginap beberapa hari di rumah orang tua Amelia.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah jam, kami tiba di kawasan perumahan elit di Manhatttan. Taksi yang kami tumpangi berhenti di depan halaman rumah mertuaku yang luas. Aku dan Amelia turun dari taksi lalu mengeluarkan koper kami berdua dari dalam bagasi.

Kami berdua berjalan menuju pintu rumah yang masih tertutup. Begitu sampai di depan pintu, Amelia mengetuk pintu dan tidak lama kemudian, pintu terbuka.

"Lia, Chris? Benarkah ini kalian? Astaga... Kenapa kalian tidak mengatakan sebelumnya bahwa kalian akan datang ke sini?", ibu mertuaku yang membuka pintu tampak sangat terkejut sekaligus senang dengan kedatangan kami. Dia memeluk Amelia kemudian memelukku.

"Kami ingin memberi kejutan, Ma.", ucap Amelia.

"Maafkan kedatangan kami yang mendadak ini.", tambahku.

"Tidak perlu meminta maaf. Aku sangat senang kalian berdua datang ke sini. Kita sudah lama tidak bertemu sejak pernikahan kalian.", Mama terlihat sangat bahagia.

"Papa di mana, Ma?", Amelia bertanya pada Mama.

"Seperti biasa, dia sedang berada di halaman belakang mengurus tanaman kesukaannya. Sebentar, Mama akan memanggilnya. Kalian berdua masuklah ke dalam.", Mama berjalan menuju ke halaman belakang.

"Rumah orang tuamu sangat besar dan memiliki halaman yang luas. Tapi, sejak tadi aku tidak melihat maid atau pelayan di rumah ini.", komentarku.

"Itu karena Mama lebih suka mengerjakan semuanya sendiri. Sama seperti di rumahmu, maid dan tukang kebun hanya datang beberapa hari sekali.", kata Amelia.

Aku mengangguk mengerti. Aku kagum dengan mertuaku ini. Mama mirip seperti Mommy, lebih suka mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tanpa bantuan maid yang selalu tersedia sepanjang waktu.

"Amelia, Chris... kalian datang?"

Aku mendengar suara ayah mertuaku.

"Papa! Aku merindukanmu.", Amelia berlari ke arah Papanya dan memeluknya.

"Papa juga merindukanmu, Babygirl.", ucap Papa.

"Jangan memanggilku seperti itu.", protes Amelia. "Setidaknya, jangan ketika di depan suamiku.", bibirnya mengerucut lucu.

Tanpa sadar aku tersenyum melihatnya. Sikap Amelia sangat manis dan menggemaskan. Amelia melepaskan pelukannya pada Papa.

"Son, bagaimana kabarmu?", kini Papa giliran memelukku.

"Baik, Pa. Bagaimana kabar Papa dan Mama?", tanyaku.

"Kami baik.", Papa menjawab.

Kami berempat duduk di ruang keluarga.

"Ngomong-ngomong, kapan kalian sampai di New York?", kini giliran Mama yang bertanya.

"Sebenarnya, kami sudah berada di New York selama lebih dari seminggu.", jawabku.

"Apa? Kalian sudah berada di sini selama seminggu lebih tapi kalian baru berkunjung hari ini?", Mama tampak protes.

"Kami di sini untuk menyelesaikan masalah perusahaan Chris yang berada di New York, Ma. Kami baru saja menyelesaikan masalah itu kemarin. Dan aku juga baru memberi tahu Chris bahwa kalian berada di sini. Karena jika aku memberitahu Chris sebelum masalah di perusahaan selesai, aku takut itu akan mengganggu fokusnya.", jelas Amelia.

Trust Me, My Husband! (Kim-McKenna SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang