~AMELIA~
Setelah aku berbicara dengan Chris semalam, aku merasa lebih lega. Setidaknya, dia memberiku kesempatan untuk bisa mempertahankan pernikahan ini. Aku tahu itu tidak akan mudah, tapi aku akan berusaha.
Seperti hari ini, aku sengaja bangun pagi untuk membuat sarapan untuk kami berdua. Aku sudah selesai memasak dan menata makanan di atas meja makan. Aku melihat jam, masih ada waktu setengah jam sebelum Chris biasa keluar dari kamarnya. Aku bergegas ke dalam kamar untuk mandi dan membersihkan diri.
Saat aku sudah selesai merias diri, aku keluar kamar. Dan itu bertepatan dengan Chris yang juga baru saja keluar dari kamarnya. Aku menyambutnya di ujung tangga di lantai bawah.
"Selamat pagi, Mr. McKenna.", sapaku padanya. Aku menampilkan senyum manisku padanya.
Tapi sebaliknya, Chris masih menampilkan ekspresi dingin seperti sebelum-sebelumnya.
"Hmm..", dia membalas sapaanku hanya dengan deheman.
Tidak apa-apa. Itu lebih baik daripada diabaikan, bukan?
"Aku sudah menyiapkan sarapan. Ayo, kita sarapan bersama.", ajakku padanya.
"Tidak. Aku tidak berselera.", dia berjalan melewatiku begitu saja.
"Kau sudah berjanji bahwa kau akan bersikap baik padaku, Mr. McKenna.", ucapanku menghentikan langkahnya.
Chris membalikkan tubuhnya menghadapku.
"Aku hanya memintamu untuk sarapan bersamaku. Itu bukan permintaan yang sulit, bukan? Setidaknya, hargailah usahaku yang sudah bangun pagi-pagi untuk membuatkanmu sarapan. Please..", lanjutku berusaha membujuknya.
Chris menghela napas panjang.
"Baiklah. Kau ini benar-benar merepotkan.", akhirnya dia mengalah.
Aku tersenyum dan berjalan mendahuluinya ke arah ruang makan. Chris berjalan di belakangku. Setelah sampai di ruang makan, Chris duduk di kepala meja makan, sedangkan aku duduk di sebelahnya. Saat Chris memegang piring hendak mengambil nasi, aku menahannya.
"Biarkan aku yang mengambilkan nasi untukmu.", aku menyendokkan nasi secukupnya ke dalam piringnya. "Kau ingin lauk apa?", tanyaku padanya.
"Terserah. Ambilkan apapun sesukamu agar aku dapat segera sarapan dan berangkat ke kantor, Nona Kim.", wajahnya terlihat malas.
"Lia, please..", aku berkata lembut padanya.
Chris tampak mengerutkan dahi, seperti tidak mengerti maksud ucapkanku tadi.
"Tolong panggil aku Lia. Aku merasa kurang nyaman saat kau memanggilku dengan nama belakangku.", aku menjelaskan padanya.
"Bukankan 'Kim' juga namamu?"
Aku meletakkan piring yang sudah berisi nasi serta lauk di hadapannya. Dia mulai memakan makanannya.
"Memang benar. Tapi aku lebih suka jika kau memanggilku 'Lia'. Kita bukan orang asing lagi. Aku rasa akan lebih baik jika kau memanggilku hanya dengan nama depanku."
Dia tersenyum miring seperti sedang mengejekku.
"Tapi aku lebih suka kau tetap memanggilku dengan nama belakangku.", dia berkata lalu melanjutkan makannya.
Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya.
"Pria ini benar-benar sulit untuk didekati.", batinku.
Kami makan dalam diam setelahnya. Saat kami sama-sama sudah menyelesaikan sarapan, dia berdiri mengambil tas kerja yang tadi dia letakkan di kursi sebelahnya. Kemudian, dia berjalan menuju pintu. Aku mengikuti di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me, My Husband! (Kim-McKenna SERIES #1)
RomanceChristopher McKenna, seorang pria tampan, sukses namun berhati dingin. Dia memiliki masalah kepercayaan terhadap wanita akibat masa lalu yang dialaminya. Dia menganggap semua wanita yang mendekatinya hanya berniat untuk memanfaatkan kekayaannya. Dia...