Bab 18

26.3K 1K 12
                                    

~AMELIA~

Sudah seminggu lebih aku dan Chris sibuk untuk menyelesaikan masalah perusahaan yang ada di New York. Kami sudah menemukan akar masalahnya serta menemukan para karyawan yang terlibat dalam kasus penggelapan uang perusahaan. Ini lebih cepat dari yang kuduga. Sebelumnya, aku mengira bahwa masalah ini akan selesai paling tidak dalam waktu minimal 3 minggu mengingat perusahaan Chris merupakan perusahaan yang besar dengan jumlah karyawan yang sangat banyak. Tapi, berkat kerjasama antara aku, Chris, Ben dan tim penyidik kepercayaan Chris, kami dapat menyelesaikannya hanya dalam waktu kurang dari dua minggu.

Saat ini, Chris masih berada di kantor untuk berdiskusi dengan tim hukumnya mengenai tuntutan hukuman yang akan mereka layangkan kepada para karyawan yang terbukti melakukan penggelapan uang. Sedangkan aku sudah sudah kembali hotel sejak siang tadi. Itu karena tugasku untuk membantu Chris memeriksa laporan keuangan perusahaannya sudah selesai.

Aku baru saja selesai mandi dan berpakaian ketika aku mendengar suara pintu kamar hotel terbuka. Aku keluar dari kamar mandi dan menoleh ke arah pintu. Aku melihat Chris masuk ke dalam kamar.

"Kau sudah pulang?", aku berjalan menghampirinya.

Chris tersenyum dan mengangguk.

"Bagaimana tadi?", tanyaku merujuk pada hal yang dilakukan Chris di kantor tadi.

"Aku akan melaporkan semua karyawan yang terlibat kasus penggelapan uang perusahaan ke pengadilan. Aku menyuruh tim hukum perusahaan untuk menangani kasus itu dan menuntut ganti rugi pada mereka para pelaku atas uang perusahaan yang telah mereka gelapkan.", Chris berbicara sambil melepas jas dan dasinya.

"Bagus. Apakah itu berarti urusanmu di sini sudah selesai?", tanyaku.

"Ya. Kita sudah bisa pulang ke Seattle secepatnya. Karena untuk perkara hukum sudah ada tim yang mengurusnya jadi aku hanya tinggal memantau perkembangan kasusnya. Lagi pula, aku sudah merasa kasihan pada Ben karena dia sudah terlalu lama berada di sini.", Chris terkekeh pelan.

"Benarkah? Sudah berapa lama Ben berada di sini?"

"Hampir dua bulan. Dia pasti sudah sangat merindukan kekasihnya."

"Ben sudah memiliki kekasih?", tanyaku penasaran.

"Sudah. Kekasih Ben adalah sekretarisku di kantor."

"Wow.. jadi mereka rekan kerja. Pasti tidak mudah bagi mereka untuk tetap bersikap profesional saat sedang berada di kantor.", komentarku.

Chris tertawa.

"Ya, mungkin saja.", ucapnya ketika sudah selesai melepas sepatunya. "Kau sudah mandi?", tanyanya padaku.

"Sudah.", jawabku.

"Baiklah. Aku akan mandi dulu.", Chris mengambil baju dari lemari lalu berjalan ke arah kamar mandi.

***

Aku berdiri di dekat jendela di kamar hotel dan memandang ke arah luar menikmati pemandangan malam hari di sekitarku. Hotel yang kutempati ini berada di kawasan Brooklyn. Dari atas sini, aku bisa melihat Jembatan Brooklyn dengan lampunya yang menyala kelap-kelip di bawah sana.

Aku sudah lama tidak berkunjung ke New York. Mungkin hampir 6 bulan. Orang tuaku tinggal di New York, biasanya aku mengunjungi mereka satu bulan sekali. Tapi, sejak menikah dengan Chris, aku belum sempat mengunjungi mereka lagi. Apalagi setelah aku menikah, orang tuaku langsung berangkat ke Korea untuk menemui adikku. Kami hanya bertukar kabar lewat telepon. Dan orang tuaku baru kembali dari Korea beberapa minggu lalu.

Ngomong-ngomong, aku belum mengatakan pada orang tuaku bahwa saat ini aku dan Chris sedang berada di New York. Jika aku memberitahu mereka, pasti mereka akan memaksaku dan Chris untuk mampir ke sana. Aku tidak berani mengajak Chris mampir ke rumah orang tuaku. Bisa saja Chris akan menolak ajakanku.

Trust Me, My Husband! (Kim-McKenna SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang