3. Parent's

808 98 0
                                    

Bip bip bip

Alarm pria itu terus berbunyi tetapi sang empunya tidak kunjung bangun dari tidurnya. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 7.30 KST.

"Hey, Park Chanyeol bangun kau! Enak saja masih berbaring di ranjang" ujar pria tampan dengan tubuh sedikit mungil dari Chanyeol membangunkannya.

"Ngghh. Apa sih ribut-ribut?! Kau mengganggu mimpi indahku saja" ujar Chanyeol menggeliat.

"Aku tidak peduli. Cepat bangun dari kasur ini atau aku akan menyirammu dengan jus jeruk ditanganku ini" ujarnya sudah siap menyiramkan jus itu.

"Iya iya aku bangun. Cerewet sekali. Bagaimana bisa Irene menyukai pria cerewet sepertimu?!" ujar Chanyeol bangkit dari kasur dan melenggang pergi ke kamar mandi. Pria itu mendengus kesal seraya pergi meninggalkan pria jangkung tersebut.

"Sarapan apa kita kali ini?" tanyanya sambil menggosokkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Hanya roti panggang dan Segelas Jus" jawabnya. Chanyeol mengangguk dan mengambil satu lembar roti itu.

"Bagaimana dinnermu kemarin? Apakah menyenangkan?"

"Cukup menyenangkan. Lelahku hilang seketika jika berduaan dengan Rose" ujarnya.

"Baguslah. Oiya nanti malam aku akan pergi ke pameran Irene, dia baru saja melaunching beberapa desaign nya. Kau ikut kan?" tanyanya.

"Tidak tau. Liat nanti saja"

"Baiklah. Jika kau akan pergi hubungi aku terlebih dahulu, biar aku memberikanmu alamatnya" ujarnya. Chanyeol hanya mengangguk.

"Yasudah aku berangkat. Jangan lupa kau ada meeting penting hari ini dan itu mendatangkan ayah mu. Sampai jumpa" ujar pria itu dan melenggang pergi.

Pria itu adalah Suho sahabatnya sejak di bangku Sekolah Dasar. Sifat pria itu memang sedikit cerewet tetapi itu demi kebaikan dirinya. Hari ini ayahnya akan berkunjung ke perusahaannya. Ia ingin melihat kinerja dan penggapaian apa saja yang telah di dapat oleh putranya tersebut. Suho selalu mengingatkan jadwalnya meskipun Chanyeol memiliki sekertaris. Bagi Suho, Chanyeol adalah orang yang sangat pelupa. Entah itu dari hal kecil maupun hal besar sekalipun. Mau tidak mau sebagai seorang sahabat Suho selalu mengingatkan pria itu. Chanyeol pun bersiap-siap berangkat untuk ke kantornya.

-STONE COLD-


"Kau akan ikut ke launching busanaku kan?"

"Akan aku usahakan. Aku takut jika pesanan di toko akan membeludak seperti kemarin"

Wanita itu menyesap kopinya dan menangguk mengerti.

"Jam berapa acaramu?"

"Jam 8 malam. Aku juga mengundang Seulgi. Aku harap kau juga datang nantinya" ujarnya.

Seungwan hanya mengaduk-aduk kopinya saja dengan tidak berselera meminum kopi tersebut. Sebenarnya Seungwan enggan datang kesana karena bukan levelnya untuk datang ke tempat ternama meskipun tempat itu adalah milik sahabatnya sendiri. Irene dan Seulgi adalah sahabatnya sejak Sekolah Menengah Atas. Tetapi karir mereka sangat-sangat berbeda. Seulgi dan Irene menekuni bidang entertainment, meskipun Irene sebatas designer. Tetapi ia adalah designer terkenal. Sementara Seulgi adalah seorang model terkenal di Seoul. Sementara dirinya, hanya pemilik toko kue sederhana dan tidak begitu terkenal. Ada beberapa saat ia minder jika dekat dengan sahabatnya itu.

"Ini undangannya. Datanglah bersama Eunwoo. Aku sangat menginginkan kau datang di launching busanaku kali ini. Sudah beberapa kali kau tidak datang ketika busana baruku di luncurkan" ujar Irene dengan nada sedih.

STONE COLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang