4. Sorry

660 98 0
                                    

Malam telah tiba, Seungwan telah menyelesaikan pekerjaannya di toko. Ia pamit kepada sang adik untuk menjaga tokonya.

"Aku pergi. Tolong jaga tokonya ya" pamitnya. Chaeyoung mengacungkan jempolnya dan kembali kepada ponselnya. Ketika berbalik, ia tidak sengaja menabrak dada seseorang. Ia pun mendongak.

"Mau kemana? terburu-buru sekali sepertinya" ujar Eunwoo. Seungwan mengerutkan dahinya dengan penampilan Eunwoo.

"Kenapa kau rapih sekali? Mau kemana?" ujarnya berbalik tanya.

Eunwoo mengangkat satu alisnya. Apa gadis ini lupa bahwa tadi ia menelponnya untuk menemaninya ke launching busana sahabatnya.

"Kau kan yang menyuruhku kesini dan berdandan rapih. Apa kau lupa?"

Seungwan menepuk dahinya. Benar, ia menelpon kekasihnya ini. Seungwan merasa bersalah bahwa ia menyuruh kekasihnya untuk menemaninya ke acara Irene tetapi dia sudah janji akan pulang malam ini.

"Aku lupa. Maafkan aku, sungguh aku lupa dengan hal ini" ujarnya meminta maaf.

"Memangnya ada apa? Kenapa kau seperti terburu-buru, apa ada hal yang sangat penting?"

"Ibuku datang kemari memintaku untuk pulang malam ini dan kebetulan sekali acara Irene di adakan pada malam ini juga. Aku bingung, apa yang harus ku lakukan" ujarnya mengusap wajahnya kasar. Ia tak mungkin membuat dua orang tersebut kecewa karena dirinya yang tidak datang. Ia sangat bingung kali ini.

Eunwoo menarik Seungwan untuk duduk dan mengusap pipi Seungwan. Dan itu membuat Seungwan sedikit rileks. Mata Seungwan bertemu dengan mata Eunwoo yang membuat Seungwan semakin tenang dan tidak panik.

"Sudah mulai tenang?" tanyanya. Seungwan mengangguk sambil memegang tangan itu supaya tidak di tarik oleh pemiliknya.

"Biarkan ini sampai beberapa menit"

Eunwoo mengangguk dan Seungwan menutup matanya. Tangan hangat itu membuat wajah Seungwan yang tadinya dingin menjadi hangat. Nyaman rasanya.

"Ehekm. Apa kalian lupa ada aku disini, hm?" ujar Chaeyoung kesal. Mereka berdua menengok ke sumber suara dan terkekeh melihatnya.

"Sepertinya ada yang iri" goda Seungwan dan itu berhasil membuat Chaeyoung kesal.

"Awas saja jika ada Taeyoung disini. Aku akan bermesraan di depan kalian. Lihat saja" ujarnya dan melanjutkan aktifitasnya kembali dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kau selalu menggoda adikmu, wen. Kasihan dia menahan rindu dengan sepupuku itu" ujar Eunwoo mencubit pipi sang kekasih.

"Biarkan saja, aku suka menggodanya"

"Dasar"

Keheningan menjalar kepada diri mereka. Mereka terpaku pada pikiran mereka masing-masing. Dan pada akhirnya Eunwoo menatap Seungwan dengan menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Apa yang harus ku lakukan? Aku bingung sekarang. Apa aku harus membatalkan semua acaranya?"

"Kau tidak perlu membatalkan semuanya. Datang saja kepada dua acara tersebut. Simple kan?"

"Bagaimana caranya? Toh acara Irene pasti akan sampai larut malam dan pasti ibu juga menungguku dirumah serta membuatkanku makanan"

"Kau kan bisa meminta izin ke Irene untuk pulang duluan karena urusan keluarga bersama Ibu. Pasti dia memakluminya, toh kau sudah menampakkan dirimu kesana" ujar Eunwoo. Seungwan terdiam sejenak dan membenarkan perkataan pria tampan tersebut.

"Baiklah kalau begitu. Tapi tidak mungkin kan aku ke Irene dengan tampilan seperti ini, wahai tuan Cha Eunwoo" ujarnya. Eunwoo terkekeh dan mengacak rambut gadisnya.

STONE COLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang