12. After Accident

832 99 1
                                    

"Seungwan buka pintunya! Aku bilang buka pintunya!" teriak Chanyeol dari luar sana. Seungwan tidak peduli dengan teriakan Chanyeol, yang terpenting adalah membenarkan hatinya terlebih dahulu. Entah kenapa rasanya beribu ribu sakit dibanding ditinggal pergi oleh Eunwoo. Seungwan tetap menangis pilu.

"SEUNGWAN!! BUKA PINTUNYA ATAU AKU DOBRAK!!" teriak Chanyeol lebih keras dan semakin membabi buta.

"PERGI KAU! AKU INGIN SENDIRI!!" teriak Seungwan dari dalam.

"Arghh!" kesal Chanyeol dan menendang pintu kamar Seungwan. Rose hanya diam menatap Chanyeol yang sangat marah. Semenjak kejadian panas tadi dan diketahui oleh Seungwan, Chanyeol langsung memberhentikan aktivitasnya dan berlari menuju kamar Seungwan.

"Chan, sudahlah. Biarkan wanita itu sendiri dulu. Dia masih terkejut melihat kita melakukan hal panas tadi. Lebih baik kita turun dan tenangkan dirimu, okey?" ujar Rose menenangkan. Chanyeol mengusap wajahnya kasar dan pergi bersama Rose.

Seungwan sudah tidak lagi mendengar suara amarah Chanyeol. Ia merasa lega bahwa Chanyeol tidak memaksakannya untuk bertemunya. Seungwan tidak sanggup menatap suaminya dan kekasihnya itu. Bayang-bayang adegan panas itu terlintas selalu di otak Seungwan dan desahan dari wanita itu, sungguh membuat Seungwan merinding dan sakit hati.

"Ayah, Eunwoo aku merindukan kalian" ujarnya pilu dan masih menangis.

"Bisakah kalian datang untuk menenangkanku? Aku sungguh merasa sakit dan butuh pelukan" ujarnya lagi sambil memeluk kakinya. Seungwan sangat merindukan kedua lelaki itu. Biasanya jika ia merasa sedih pasti ada yang membuatnya tersenyum dan memeluknya dengan hangat. Seungwan merindukan sentuhan dari Eunwoo. Bagaimana lelaki itu menyayanginya, bagaimana lelaki itu memberikan kehangatan dalam hatinya, bagaimana lelaki itu merawat dan menjaga dirinya supaya tidak merasa sakit hati. Oh sungguh, Seungwan merindukan itu semua. Sekarang, tidak ada lagi sentuhan dan perlakuan hangat tersebut. Yang ia rasakan hanya kesakitan, kesedihan, dan kemeranaan. Dan itu dibuat oleh suaminya sendiri, Chanyeol.

Chanyeol mengantar Rose untuk pulang ke apartemennya. Mereka hanya diam dengan pikiran masing-masing. Kejadian tadi sangat membekas dipikiran mereka. Sebenarnya mereka senang jika Seungwan mengetahui hubungan ini, tetapi entah kenapa Chanyeol marah ketika Seungwan mengetahui hubungan ini. Rose sedikit ada rasa curiga ketika Chanyeol berlari dan menggedor kamar Seungwan dengan teriakan ingin menjelaskan. Mereka telah sampai di apartemen Rose, Rose membuka seatbelt nya dan menatap Chanyeol.

"Kau tidak mau ikut masuk?" tanya Rose.

"Tidak usah. Aku langsung pulang saja. Tidak apa kan?" ujar Chanyeol. Rose tersenyum dan mengangguk. Chanyeol mencium kening gadis itu dan Rose turun dari mobil.

Chanyeol pun langsung menancapkan gas nya untuk pulang kerumah. 35 menit, ia sampai di rumah megahnya. Ia langsung masuk dan tak lupa mengunci pintunya. Chanyeol melihat bahan makanan di area dapur, ia pun mendekati tempat itu. Chanyeol mengerjapkan matanya terpana melihat ramen yang sudah hampir jadi. Chanyeol mengigit dalam bibirnya, pasti Seungwan telah membuatkan makanan untuknya. Chanyeol mengambil sumpit dan sedikit melahapnya. Enak batinnya. Chanyeol langsung menuangkan ramen itu kedalam mangkuk dan sedikit membereskan beberapa belanjaan yang dibawa Seungwan dan ditaruh di lemari.

Chanyeol menghabiskan ramen tersebut dengan rasa sedikit bersalah. Tapi rasa tidak pedulinya sedikit mendominasi, seharusnya ia senang bahwa Seungwan mengetahui hubungan mereka. Tetapi dalam lubuk hati paling dalam, Chanyeol merasa iba melihat Seungwan harus menanggung semuanya.

"Siapa peduli!" ujar Chanyeol dan menghabiskan ramen tersebut.

-STONE COLD-

STONE COLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang