Chanyeol duduk di tepi kolam renang pribadinya. Entah kenapa malam ini menjadi malam yang sulit untuknya, sampai-sampai ia tidak peduli betapa dinginnya malam ini karena akan memasuki musim dingin. Ia menatap bayangan dirinya di dasar air kolam renang tersebut. Tak bergeming. Ia ingin teriak tetapi suaranya tercekat, ingin menentang perjodohan ini tetapi ia tidak bisa kabur.
"Arghh" teriaknya dengan menghempaskan air yang tenang itu.
"Chanyeol" suara lembut itu memasuki Indra pendengarannya. Ia mendongak dan mendapati sebuah senyum sang ibu. Victoria duduk di samping Chanyeol dan merasakan dinginnya udara malam.
"Ibu bangun bu. Disini dingin. Aku tidak mau ibu sakit" ujar Chanyeol khawatir. Victoria menggeleng sambil tersenyum manis.
"Ibu tak apa. Asalkan kamu mau menceritakan keluh kesahmu ke ibu. Sudah lama ibu tidak mendengarnya. Ibu tau kau pasti terkejut dan marah kan dengan ayahmu yang tiba-tiba memintamu untuk menikahi gadis yang tidak kau cintai"
Chanyeol masih diam memandang air yang tenang tersebut dan menyimak apa yang ibunya bicarakan.
"Ayahmu terpaksa menjodohkanmu dengan anak sahabatnya yang sudah meninggal. Ia sudah berjanji kepada sahabatnya itu bahwa di sisa hidupnya, ia mau menikahkan anaknya dengan kamu. Awalnya ibu juga tidak setuju ketika mendengar pernyataan itu tapi melihat kegelisahan Changmin, ibu menyetujuinya. Karena dia sudah janji. Janji adalah hutang dan harus dilunasi" cerita Victoria. Chanyeol tetap menyimak dengan diam.
"Ibu tau kenapa kamu menyetujui permintaan ayahmu? Karena kamu tidak mau kan membuat ayahmu jatuh sakit lagi. Kamu takut sesuatu hal buruk akan di alami ayahmu, makanya kamu menyetujuinya. Padahal adikmu menentangnya dengan cukup keras. Tetapi kamu tetap bersikeras untuk menerimanya. Kamu memang anak baik, Chan. Ibu yakin calon istrimu ini juga wanita yang baik sama sepertimu. Ibu harap kedepannya nanti kau mau menerima ini dan tidak menyakiti wanita itu. Siapapun wanitanya hormatilah dia sebagai seorang istri dan wanita" ujar Victoria mengelus kepala anaknya. Chanyeol sudah berkaca-kaca entah kenapa rasanya begitu menyiksa. Ia pun juga tidak sanggup jika harus berjauhan atau memutuskan hubungannya dengan Rose. Chanyeol frustasi.
"Bu, Chan harus bilang apa ke Rose? Apa Rose mau menerima semuanya? Apa Rose akan membenciku setelahnya dan tidak mau bertemu denganku lagi? Aku yakin dia sangat kecewa denganku dan akhirnya menjauhiku. Aku takut bu" ujar Chanyeol mulai menitikkan air matanya. Ibunya memeluknya. Ia tau gimana perasaannya sekarang karena ini tidak mudah bagi mereka.
"Ibu tau bagaimana kegelisahanmu terhadap ini semua. Apa yang akan terjadi setelah Rose mengetahui ini semua. Tapi percayalah dengan ibu, Rose pasti mau mendengarkan penjelasanmu dan menerimamu apa adanya. Ini bukanlah permintaanmu tetapi permintaan ayah. Jadi jelaskan dengan baik-baik kepada Rose ya. Ibu mengenalnya dia bukan wanita yang sepihak memikirkan dirinya sendiri" ujar Victoria. Chanyeol mengangguk.
Malam itu memang malam tersulit bagi mereka berdua. Chanyeol dan Seungwan. Sama-sama terbelenggu dalam dilema. Dilema percintaan mereka.
-STONE COLD-
Sinar matahari yang memasuki celah gordain, membuat gadis itu tidak nyaman. Ia bergerak kesana kemari untuk mencari kenyamanan tetapi tidak ia temukan, alhasil ia terpaksa bangun dan terduduk di pinggiran kasurnya. Ia menengok ke samping dan terlihat wajah polos Chaeyoung yang masih terlelap bersamanya. Seungwan tersenyum. Beberapa menit ia terduduk, akhirnya ia menuju kamar mandinya untuk membasuh mukanya yang sudah kacau. Mata bengkak dengan sedikit kemerahan, kantung mata yang terlihat, bibir yang sedikit menebal yang di akibatkan menangis semalam. Semalam adalah malam terburuk baginya.
Seungwan membasuh mukanya dengan air dingin. Segar. Ia terus membasuh mukanya supaya wajahnya tetap terasa dingin, entah kenapa wajahnya memanas seketika jika mengingat tadi malam. Setelah menurutnya cukup, ia keluar dari kamar dan menuju dapur. Terlihat wanita paruh baya sedang memotong wortel dengan telaten. Seungwan menghampiri Seohyun yang sedang fokus memasak. Seohyun yang menyadari kehadiran anaknya itu tersenyum dan memeluknya. Seungwan membalas pelukan pagi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STONE COLD ✔
Fanfiction"Aku tidak bisa memaksakan bahwa kau harus mencintaiku. Jika kau bahagia berada di sampingnya, aku turut bahagia atas itu semua" -Wendy "Maafkan aku, jika aku selalu menyakitimu. Tapi Cinta tidak bisa dipaksakan" -Chanyeol Pernikahan bukanlah sesuat...