30. Something Else

722 74 11
                                    

tinit nit.. tinit nit..

Bunyi alarm memekakkan telinga sepasang suami istri yang sedang terlelap. Mau tak mau mereka harus bangun dari tidur nyenyak mereka yang sangat Indah tersebut. Seungwan terlebih dulu bangun dari tidur cantiknya, ia mengangkat tangan besar Chanyeol yang sedang asik memeluknya ke ranjang. Seungwan mendudukkan dirinya seraya mematikan alarm tersebut. Ia meregangkan otot-ototnya yang sejak semalam telah hibernasi panjang, meskipun hanya 8 jam. Ia beranjak dari ranjangnya dan memandang dirinya di depan cermin. Kebiasaan Seungwan saat ini adalah memandangi dirinya di cermin ketika bangun pagi. Ia melihat dirinya yang pucat, tidak biasanya ia pucat seperti ini. Ah, mungkin efek bangun tidur, pikirnya. Ia pun menuju kamar mandi dan mebasuh wajahnya dengan air. Setelah kesadarannya telah pulih, ia membangunkan suaminya.

"Chan, Bangun. Sudah pukul 6" ujar Seungwan lembut. Chanyeol menggeliat dan mendudukkan dirinya di atas ranjang. Seungwan mendekati Chanyeol yang masih setengah sadar. Dan mengelus rambut hitam tebal itu dengan sayang.

"Morning" sapanya dan mengecup pipi Chanyeol. Chanyeol tersenyum kecil seraya meregangkan otot-ototnya

"Morning too, babe" jawabnya dan mengecup kening Seungwan.

"Mandilah. Aku akan menyiapkan sarapan dan pakaian kerjamu" ujar Seungwan. Chanyeol hanya mengangguk. Seungwan pun beranjak dari kamarnya dan menuju tempat ternyamannya. Dapur.

Hari ini ia hanya membuat sandwich tuna dan jus jeruk. Entahlah, hari ini ia terlalu lelah untuk melakukan aktivitas yang terlalu berat. Setelah selesai, Seungwan merasa perutnya terguncang hebat.

"Sayang, dasi ku-" ucap Chanyeol terpotong, ketika melihat Seungwan muntah di wastafel.

"Sayang! Kau kenapa?!" tanyanya panik. Seungwan mengisyaratkan dari tangannya bahwa ia baik-baik saja. Chanyeol menatapnya dengan khawatir, tidak biasanya Seungwan seperti ini. Merasa sudah mulai enakan, Seungwan membasuh mulutnya dengan air keran.

"Kau sungguh tak apa?" tanya Chanyeol lembut dengan tatapan khawatir. Seungwan tersenyum manis.

"Tidak apa. Mungkin efek musim dingin, jadi aku masuk angin" ujarnya. Chanyeol merasa tidak masuk akal, tetapi mengiyakan saja.

"Makanlah sarapanmu. Aku akan mencarikan dasimu" ujar Seungwan pergi dari hadapan Chanyeol. Chanyeol pun memakan sandwich nya dengan pikiran yang tidak tenang.  Tak lama, Seungwan datang dengan dasi berwarna dark blue dan duduk di samping Chanyeol.

"Sini aku pakaikan" ujar Seungwan dan mengalungkan dasi itu seraya memakainya.

"Sayang, setelah ini kau ke dokter ya. Aku tidak mau kau kenapa-napa" ujar Chanyeol sendu. Seungwan tersenyum dan mengangguk. Setelah semuanya selesai, Chanyeol pamit untuk berangkat bekerja meskipun ia tidak terima untuk meninggalkan istri mungilnya tersebut. Sebelum berangkat, ia memeluk istrinya dengan erat. Seakan-akan tidak mau melepaskan tubuh mungil itu.

"Chan" panggilnya.

"Kenapa sayang?" tanyanya. Masih memeluk dengan erat seraya memejamkan matanya.

"Aku tidak bisa bernafas" ujarnya polos. Chanyeol langsung melepaskan pelukan itu dan terkekeh mendengarnya. Bagaimana Seungwan diumurnya yang 25 tahun masih sangat menggemaskan. Chanyeol mengacak rambut istrinya gemas. Seungwan mengerucutkan bibirnya.

"Aku berangkat ya. Jangan lupa pesanku. Bye" ujarnya.

"Okidoki" jawabnya dengan kekehan kecil. Chanyeol mencubit pelan pipi tembam itu dan pergi mengundurkan diri dari hadapan Seungwan. Ia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi dari perkarangan itu.

STONE COLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang