warning: sedikit ada adegan mature, aku harap pembaca bijak ya. Terima kasih^^
Matahari telah berganti warna menjadi jingga. Suasana sore ini sangat nyaman untuk di rasakan. Seperti sepasan suami istri ini. Saling menyandar satu sama lain dengan menautkan jari jemari mereka. Mereka menikmati senja di sore hari dengan baju mereka yang telah kering setelah bermain air cukup lama.
"Terima kasih sudah membuatku merasa bahagia dan cukup mempunyaimu" ujar Seungwan. Chanyeol tersenyum.
"Aku juga terima kasih terhadapmu. Tanpamu mungkin diriku tidak sebahagia ini dan mungkin hidupku akan bosan tidak adanya pelangi yang kau bawa untuk menghiasi hari-hariku. Terima kasih Seungwan, aku sangat mencintaimu" ujar Chanyeol mencium punggung tangan mungil itu. Seungwan semakin memperdalam senderannya ke dalam dada bidang itu dan tangan Chanyeol merangkul lengan itu untuk semakin mendekat.
"Chan"
"Hm?"
"Bisakah kau berjanji padaku" ujar Seungwan mendongak menatap wajah tampan tersebut.
"Sure" ujarnya menatap mata cantik itu dengan senyum yang terpatri di sana.
"Berjanjilah kau tidak akan berpaling dariku dan meninggalkanku, jika suatu saat mantanmu akan kembali kepadamu. Meskipun ada rasa merindu kepadanya, tetapi berjanjilah kau akan pulang kerumahmu. Kepadaku, istriku" ujar Seungwan ada rasa ketakutan disana. Entah kenapa perasaannya tidak enak tentang hal itu. Chanyeol tertawa renyah.
"Tidak akan pernah, sayang. Aku akan selalu pulang kerumah yaitu kau. Aku tidak akan berpaling kepada siapapun. Istriku saja sudah melebihi semuanya kenapa aku harus berpaling?" ujar Chanyeol mencubit pipi tembam itu. Seungwan tersenyum dan memeluk tubuh kekar itu.
"Terima kasih" cicitnya. Chanyeol mengelus surai itu dan menciumnya. "Sama sama, sayang"
Sirna Surya yang sudah 12 jam menemani aktivitas manusia telah mematikan sinarnya. Mereka berdua kembali ke Bungalow mereka untuk membasuh diri. Ya, sejak perang air di laut tadi mereka sama sekali tidak membersihkan diri atau sekedar mengganti pakaian. Mereka terlalu malas untuk mengganti atau membasuh diri. Terlalu nyaman dan asik di pantai berpasir putih tak ternodai tersebut.
"Mandilah terlebih dahulu. Aku masih ingin menikmati ini" ujar Seungwan dan hanya diberi anggukan oleh Chanyeol. Seungwan menghirup udara dan masuk ke dalam Bungalow untuk mengambil ponselnya. Ada beberapa pesan masuk di ponselnya, salah satu nomor tidak dikenal. Seungwan membuka pesan itu dan tersenyum tipis.
From : 031977xxxxx
Seungwan tolong simpan ya nomor ini, jika tidak aku akan marah kepadamu.
-Eunwoo yang tampan👻
Seungwan terkekeh melihat pesan itu apalagi ketika melihat pesan terakhir disana. Eunwoo yang tampan. Seungwan mengingat interaksi pertama mereka di bangku Sekolah Menengah Pertama, lelaki pendiam tetapi narsis.
flashback on
Seungwan sedang asik membawa beberapa buku di dalam pelukannya. Ia melihat-lihat kembali buku di dalam perpustakaan untuk ia pelajari. Meskipun ia sudah diberi buku paket dan LKS tetapi menurutnya informasi disana kurang lengkap dan harus banyak membaca dari buku lain. Merasa berat, ia meletakkan buku tersebut di atas meja dan kembali mencari buku yang ia butuhkan untuk ujian akhir semester.
bruk
Seungwan mendengar suara sesuatu terjatuh di pojok sana. Mempunyai tingkat penasaran yang tinggi, Seungwan menghampiri tempat kejadian. Ia terkejut ketika melihat seorang pria mengaduh kesakitan dikepalanya. Cha Eunwoo. Seungwan menghampiri pria itu dan menjulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STONE COLD ✔
Fanfic"Aku tidak bisa memaksakan bahwa kau harus mencintaiku. Jika kau bahagia berada di sampingnya, aku turut bahagia atas itu semua" -Wendy "Maafkan aku, jika aku selalu menyakitimu. Tapi Cinta tidak bisa dipaksakan" -Chanyeol Pernikahan bukanlah sesuat...