kringggg...
Jam bekker milik gadis mungil itu berbunyi di pukul 6 KST. Tanpa pikir panjang, Seungwan langsung mematikan jam bekker miliknya dan mendudukkan dirinya di pinggiran kasur untuk mengambil setengah nyawanya yang hilang. Meresa sudah terkumpul, Seungwan membuka jendela kamarnya supaya udara sejuk pagi memasuki kamarnya. Seungwan merasakan sejuk pagi ini menyerap ke pori-pori tubuhnya. Seungwan memejamkan matanya untuk menikmati angin sejuk ini. Sudah lama dirinya tidak merasakan angin sejuk ini.
Seungwan mendengar suara bising dari halaman depannya. Ia pun mengambil kardigannya untuk menutupi tubuhnya yang hanya menggunakan baju tidur bermotif olaf tersebut. Walaupun umurnya sudah menginjak 25 tahun, tetapi ia tidak bisa meninggalkan jejak karakter anak-anak itu. Seungwan sangat menyukai karakter itu. Seungwan menuruni tangga dan melihat bahwa pintunya terbuka. Ia keluar dan mendapati kurir-kurir yang sudah menurunkan barang-barang rumahnya untuk di masukkan ke dalam rumahnya.
Apakah harus sepagi ini? -Seungwan
"Apa benar anda Nyonya Park?" tanya salah satu kurir tersebut. Seungwan mengangguk.
"Kami dari Yoo Furniture ingin mengantarkan barang yang di pesan oleh Tuan Park seminggu lalu" ujarnya ramah.
"Oh iya, silahkan masuk" ujar Seungwan mempersilahkan masuk. Dan semua kurir itu langsung membawa barang-barang tersebut ke dalam rumah. Seungwan langsung menuju kamarnya dan mengambil ponselnya. Ada satu pesan di layar lockscreen nya.
From : 찬열남편
Apakah sudah datang? Maaf aku tidak memberimu kabar bahwa pagi-pagi mereka mengantarnya.
To : 찬열남편
Baru saja datang dan aku sedikit terkejut. Aku akan membuatkan mereka hidangan.
Setelah membalas, Seungwan mengambil baju yang sudah ia tata di lemari dan menuju kamar mandi Chanyeol. Hari ini ia harus mandi lagi di kamar Chanyeol, karena tadi malam ia tidak sempat berbelanja untuk dirinya. Ia sudah masuk ke dalam kamar mandi suaminya. Tak lama, gadis itu sudah selesai dengan pakaian casualnya. Hari ini ia tidak mau terlihat ribet karena ia akan menghabiskan dirinya dirumah, menata semua barang dan pergi ke supermarket sederhana yang biasa ia kunjungi.
Seungwan turun untuk memberi arahan kepada kurir-kurir itu. Seperti lemari, buffet, sofa, televisi, meja makan, dan barang lainnya. Setelah semuanya tertata rapih, Seungwan memberikan mereka kue ringan dan sebuah teh hangat. Mereka menyantapnya di sofa baru tersebut.
"Nyonya, mungkin besok pagi kami akan mengantar beberapa barang tersisa di toko kami" ujar kurir tersebut.
"Barang apa kalau saya boleh tau?" tanya Seungwan.
"Sebuah grand piano Kawai GX 2" ujar kurir tersebut. Seungwan terpana mendengarnya, pasalnya gadis itu sangat menyukai piano merk Kawai itu. Alunan yang lembut dan design yang sangat elegan, ia ingin sekali duduk diatas sana. Dulu kecil Ayah Seungwan sangat melarang anaknya bermain alat musik, alasannya Seungwan tidak tau kenapa. Ia hanya bisa berangan-angan untuk memainkan alat musik, ia pun dulu diam-diam les vokal dan les musik di salah satu tempat les sederhana. Dan ia sekarang masih handal memainkan beberapa alat musik terutama gitar dan piano.
"Baiklah kalau begitu, kami pamit dahulu Nyonya. Terima kasih untuk hidangannya" ujar Kurir tersebut pamit dan meninggalkan Seungwan. Seungwan pun masuk ke dalam untuk membersihkan debu-debu yang melekat pada barang bawaan kurir tadi. Dengan cekatan Seungwan telah mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih-bersih dan tak lupa alat bersih-bersihnya. Ia pun membersihkan barang-barang itu dengan alunan musik dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STONE COLD ✔
Fanfiction"Aku tidak bisa memaksakan bahwa kau harus mencintaiku. Jika kau bahagia berada di sampingnya, aku turut bahagia atas itu semua" -Wendy "Maafkan aku, jika aku selalu menyakitimu. Tapi Cinta tidak bisa dipaksakan" -Chanyeol Pernikahan bukanlah sesuat...