10. PERGI DARI RUMAH?

3.7K 376 162
                                    


HAI GAES? GIMANA KABARNYA? MALMING KALIAN DI TEMENIN NIH SAMA VANO HEHEH.

ADA YANG KANGEN VANO NGGA NI? UDAH LEBIH 1 MINGGU LHO GA UP XIXI

MAAF YAW KLO TERLALU LAMA, SOALNYA AKU LAGI MARATOM DARING:😀

YODAH GOSAH BNYAK BACOT XIXI.

ENJOY THE STORY!

HAPPY READING!

***


Saat ini Keyla tengah berbaring di kasur Queen-Sizenya. Ia sedang memainkan ponselnya. Tak lupa ia selalu mengunci pintu kamarnya.

Saat dirinya beranjak mengambil cemilan favoritnya di sebuah meja kecil yang terletak persis di samping meja belajarnya, tiba-tiba ada suara ketukan pintu, yang membuat langkahnya terhenti.

'Tok! Tok! Tok!'

Pandangan Keyla beralih pada pintu kamarnya. Ia sudah tau siapa yang mengetuk pintunya itu. Siapa lagi kalau bukan Revano? Karena, dirumah ini hanya ada dia dan Vano saja, tidak mungkin ada orang lain.

"Dee?! Buka pintunyaa!" suara Vano sedikit teriak dari luar sana.

Keyla berusaha menelan salivanya, kali ini jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Ia takut mendengar suara itu, apalagi suara itu memerintahkannya untuk membukakan pintu.

"Duhh buka ngga ya?" tanyanya pada diri sendiri dengan suara yang sangat pelan sampai-sampai tak ada yang bisa mendengarnya.

"Dee— Gue tau lo ada di dalem! Mau gue dobrak atau bukain?!" ancam Vano, membuat Keyla segera berlari kecil menuju pintu.

Saat ini Keyla berada tepat di dekat pintu. Saat jarinya mulai memutarkan kunci dan selot pintu itu dan pintu itupun terbuka. Menampakkan wajah tampan dan licik seorang Revano tengah berdiri tegap memandang Keyla dengan senyum smirk nya.

"Ma—mau ngapain kak?" tanya Keyla grogi.

"Gue mau lo," jawab Vano santai, tanpa merasa berdosa. mendengar itu Keyla hanya mengernyit bingung.

"Tengah malem nanti ke kamar gue! pake baju yang sexy!" suruhnya membuat Keyla melotot memandangnya.

"Engga kak! Keyla gamauu!" Keyla membranikan membantah. Padahal dalam hatinya ia sangat takut bila berhadapan dengan iblis di hadapannya ini.

Vano yang mendengar bantahan itupun memajukan langkahnya mengikis jarak antara dirinya dan Keyla. Keyla pun memundurkan langkahnya. Saat Vano sudah berada di dalam, ia menutup pintu itu dengan kasar.

'Bukkk!'

"K—kak pliss jangan mendekat" pinta Keyla lirih. Ia terus mundur. karena, Vano terus memojokkan dirinya.

Saat tubuh Keyla telah terpentok di tembok, Vano memincingkan wajahnya dengan senyuman smirk khasnya.

Jantung Keyla macam berhenti bergetar kali ini. Bagaimana tidak? Sekarang mereka sudah tak berjarak. Vano mengunci kedua tangan Keyla, dan mendekatkan bibir tebalnya ke telinga kanan Keyla.

"Yakin lo nolak? Kalau lo nolak tengah malem—berarti sekarang ajah ya?" tanya Vano berbisik dengan Sexsualnya, membuat bulu kudup Keyla berdiri. Keyla terus memejamkan matanya, ia tak membalas perkataan kakaknya ini. Karena, ia takut dan gugup.

"Sepertinya kamu suka kalau kakak bermain kasar" timpal Vano lagi. Membuat Keyla semakin terpojok dan tidak mau membuka mulut.

"JAWAB KEY! MAU ATAU TIDAK!" tanya Vano membentak Keyla. Membuat Keyla sedikit kaget. Ia perlahan membuka mata, dan mencoba menjawab. Sepertinya, Vano sangat membutuhkan jawaban dari adiknya ini.

REVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang