2. RUANG UKS

8.8K 911 765
                                    

"Lo terlalu cantik buat gue, wahai adik gue"

-Revano William

_o0o_

'Tokk! Tokk!' tak ada jawaban.

'Tok! Tok! Tok!' lagi-lagi tak ada jawaban.

Barra membuka mulut, "Ahh, cepettt badan si Pano ini berat banget!," keluh Barra, yang memang ia mangangkat pinggang kekar Vano.

"Kek nya di dalem kosong," ucap Kenzo clingak-clinguk mengintip jendela ruang UKS.

Bobby berdecak kesal, "Ck! Udah si buka ajah bangsat! Berat nihh!!," keluh Bobby yang Saat ini tengah mengangkat bagian kaki Revano. Setelah, itu ia langsung membukakan sepatu Revano.

Aldi hanya mengernyit kesal. Ia, sudah lelah melihat temanya berdebat. Walaupun itu hanya perdebatan kecil. Tetapi tetap saja berdebat namanya.

Kenzo segera membuka pintu itu.

'Klekkk!'

Pintu-pun terbuka. Benar saja, ternyata di dalamnya tengah kosong, hanya ada lemari penyimpan obat-obatan, kotak P3K dan ada 4 ranjang kosong untuk pasien.

Di pimpin oleh Kenzo, Mereka-pun masuk tanpa basa-basi. Barra, Bobby, dan Aldi segera membaringkan tubuh Vano yang sangat lemah. Namun, berat! Sangat berat.

"Tungguin sampe anak PMR dateng?" tanya Aldi kepada ketiga temannya.

Bobby menjawab, "Gue ngga, soalnya gue udah haus dari tadi." sambil mengangkat kelima jarinya tanda 'tidak mau'.

"Yaudah kita beli minum dulu, nanti pas jam pulang kita kesini lagi, tengok si Pano," ajak Kenzo.

"Kuyy gue ikut ajah," seru Barra. Dan mereka-pun langsung meleos pergi meninggalkan Pano sendiri.

***

KEYLA AGATHA:

Seorang gadis tengah berjalan dikoridor kelas dengan menggunakan rompi berwarna biru, dengan sablonan di belakang bertulis kata 'PMR' bertujuan ke ruang UKS. Ia, adalah salah satu dari anggota PMR. Setiap hari, ia selalu senang. Karena, bisa menolong orang. Menjadi Dokter, Ya! Itulah cita-citanya. Keyla Agatha.

Setelah sampai di depan pintu ruang UKS. Ia mengernyit kebingungan.

Ia pun membatin, 'bukannya tadi kosong ya? Kok sekarang ada sepatu basket?'.

Tanpa berlama-lama lagi diluar, iapun masuk. Dan betapa terkejutnya dirinya, saat melihat orang yang ia sayangi dan ia cintai sebagai kaka, tengah terbaring lemah di ranjang UKS, dan ada bekas-bekas tetesan darah yang telah kering di pelipis kirinya.

Ia bungkam, dan tak dapat berkata-kata lagi. Bukannya, mengobati luka di pelipis kakanya ia malah memeluk tubuh sang Kaka itu dengan menenggelamkan wajahnya di perut sang kaka, ia menangis tersedu-sedu.

"Hikss..hikss kaa lo kenapa bisa kek ginii hiksss"

Ia menggoncang pelan tubuh kakanya, "kaa bangunnnn hiksss bangun kaaa---" ucapnya lirih.

REVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang