33. BARRA DAN KEYLA

1.1K 72 11
                                        

📍REVANO chap 33 up! Sebelum lanjut baca seperti biasa klik bintangnya dulu dan spam komen ya! Thank you!🥰❤

📍CERITA INI AKAN DIREVISI KETIKA TAMAT!

📍Bila ada kata salah cetak/typo tolong kasih tau dengan cara komen ya!

Sebelum baca yu follow duluu!
IG : @slljuuazzz_
WP : slljuuwww_

HAPPY READINGG AND ENJOY THE STORY! 🥰❤

_o0o_

Lima belas menit setelah Kenzo cabut, seorang pria berbaju putih dengan alat stetoskop yang melingkar di lehernya keluar dari ruangan Revano. Saat itu juga Barra, Bobby, dan Aldi bangkit dari duduknya dan segera mendekati dokter tersebut.

"Dok gimana keadaan teman saya?" tanya Bobby ramah.

"Kalian temannya pasien?" tanya dokter itu.

"Iya Dok kita temennya." jawab Barra mengiyakan.

"Dia pingsan untuk beberapa menit, tak lama lagi dia akan siuman." Jelas dokter itu.

"Baik, terima kasih Dok," ucap Aldi, "Emm-kita boleh masuk kan Dok?" tanya Aldi.

"Silahkan dan jangan buat kebisingan." jawab Dokter itu santai.

"Baik dok, terima kasih." jawab Aldi.

Dokter itu menganggukkan kepalanya pelan. "Saya permisi." ucap Dokter itu dan meleos pergi.

Tanpa berpikir panjang Aldi melangkahkan kakinya seraya meraih kenop pintu dan memutarnya ke bawah hingga menghasilkan suara 'klekk'. Sementara Bobby membuntuti Aldi. Mereka berdua langsung masuk ke dalam ruangan yang dimana ada Revano yang sedang terbaring lemah di sana. Alih-alih ikut masuk ke ruangan itu Barra malah diam berdiri di depan pintu.

"Guys gue ke kamar mandi sebentar." ucapnya sedikit berteriak.

"Ya." jawab Bobby.

Barra pun pergi dari sana dan berjalan dengan santai. Namun, saat dirinya melewati ruangan Keyla ia berhenti beberapa detik dan mendekati jendela ruangan itu sambil mengintip dari luar.

Ia mengerutkan dahinya, "Sebenernya lo siapanya Revano sih?" ucapnya pelan sambil terus menatap Keyla dari luar kaca, "Gue heran sama tuh orang, kenapa dia ngaku anak tunggal dan pernah bilang kalo dia ngga punya saudara kandung." ucapnya lagi.

Setelah beberapa menit mengintip dari luar kaca sambil mengerutkan dahinya ia menjauhkan wajahnya beberapa senti dari jendela itu.

Saat dirinya berniat ingin pergi dari sana ia langsung berbalik badan dan mengangkat satu kakinya untuk pergi dari sana. Tetapi, dengan rasa penasaran yang sedang membungkus kepalanya ini dia kembali berbalik badan dan langsung melangkahkan kakinya ragu mendekati pintu, dengan pelan ia memutar kenop pintu ruangan itu sampai terbuka.

Barra melangkahkan kakinya dengan pelan dan masuk, ia mencoba untuk mendekati Keyla yang masih belum siuman.

Saat dirinya sudah tiga puluh centi berada di samping kanan Keyla, Barra merasa kasihan melihat gadis cantik ini terbaring lemah dengan kain putih perbanan yang melingkar di kepala gadis di depannya ini dengan bercak-bercak merah di tengahnya.

"Cantik." ucap Barra tanpa sadar. Matanya terus memandangi wajah Keyla yang sangat pucat dan lesuh itu. Setelah beberapa detik kemudian dengan pelan ia memukul bibirnya sendiri, "Apasi Bar! Lo mau di pukul Revano?" marahnya pada diri sendiri.

REVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang