Jaemin termenung di balkon kamarnya, Menatap Hujan yang turun deras, tangan kanannya mencoba menyentuh air hujan, Hawa dingin itu menyeruak ke kulit Jaemin, seakan-akan menusuk kedalam tulangnya.
Langit mulai gelap, Membuat suasana sekitarnya menjadi Jauh lebih kelam.
Pemuda itu menatap tangannya yang basah karena air hujan, Jaemin selalu senang jika hujan turun. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi jaemin bila hujan turun.
Jaemin diam-diam selalu menitipkan harapan yang sama dalam beribu-ribu rintik hujan, berharap bahwa dirinya bisa hidup lebih lama lagi.
Hujan selalu kembali walau dia telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang dia rasakan.
Begitulah Jaemin, pemuda itu bahkan sudah berulang kali bertarung melawan penyakitnya.
Jika rintik hujan tak mampu menghapus kesedihan Jaemin, maka Jaemin berharap jika matahari datang esok hari membawa mimpi baru.
Semua pasti akan menjadi lebih baik, sekarang mungkin Jaemin menghadapi badai tapi ingat! hujan pasti akan berhenti, dan Jaemin pasti bisa sembuh.
"Jaemin"
Jaemin tak bergeming, netranya masih menatap arah dimana hujan turun.
"Cerita sini sama bunda."Kata bunda Jessie mengusap bahu jaemin pelan.
Jaemin menunduk, menumpahkan tangisannya pada dekapan bundanya.
"Jaemin, ga kuat bun." bahu jaemin bergetar naik turun, isakannya sungguh terdengar pilu.
Bunda jessie mengelus surai putra sulungnya lembut ,Jessie juga menangis, Jessie bisa merasakan bagaimana rasa sakit yang jaemin rasakan.
Jessie menggeleng."Sembuh memang butuh waktu dan kerja keras jaemin, tapi kamu nggak sendiri. Bunda, Ayah, sama Minhee berdoa Buat Kesembuhan kamu."
"Jaemin harus inget, suatu hari nanti, gak lama lagi, Jaemin pasti bener-bener sehat"
Jaemin memejamkan matanya, Tangan dinginnya menggenggam kuat tangan jessie.
Tak mampu membalas perkataan jessie, jaemin terus menggenggam tangan bundanya, seakan tak mau meninggalkan sosok malaikat dihatinya.
****
"Bunda, bang jaemin belum bangun?"Tanya Minhee pada jessie yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
"Coba kamu lihat." Dengan segera minhee melangkahkan kakinya menuju lantai atas, di sebuah ruangan yang bersebelahan dengan kamarnya sendiri.
Tok tok tok
"Bang Jaemin." Minhee mengetuk pintu kamar jaemin berkali-kali, berharap sang empu membukakan pintu untuknya.
Tok tok tok
Minhee kembali mengetuk pintu kamar jaemin, tak ada sahutan yang diterima minhee.
"Gak dikunci?"batin minhee.
Ceklek.
Minhee terkejut saat mendapati Jaemin tengah meringkuk diatas ranjangnya dengan keringat dingin yang membasahi pelipis kakaknya."Bang, lo kenapa?"
"BANG KENAPA?"Minhee semakin panik saat jaemin memukul-mukul dadanya.
"Se-sesak"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]
Teen Fiction"Kalau lo kangen sama gue, lihat bintang, gue ada disitu"-Jaemin Highest Rank #1 in Jaemin Fanfiction #1 in kmh #1 in Minhee Cravity #1 in NCT Jaemin #3 in Kesedihan #5 in Minhee #7 in Na Jaemin #7 in Jaemin NCT