02

6.9K 634 24
                                    

Jaemin berdiri didepan cermin besar kamarnya, matanya melihat cermin yang menampakkan pantulan dirinya itu.

Laki-laki dengan setelan kemeja warna putih dengan celana jeans itu merapikan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan, kemudian mengambil jaket denimnya di atas ranjangnya.

Jaemin berhenti kala mendapati adiknya yang berdiri diambang pintu kamarnya.

"Obat lo bawa!" perintah Minhee pada Jaemin yang sedang membenarkan ransel dibahu kirinya. Minhee sudah memprediksi jika kakaknya itu lupa membawa obatnya, Lagi.

Jaemin menghela nafasnya jengah, lantas  mengobrak-abrik isi nakasnya, mencari obat dan juga inhealernya.

Ketemu!

Netra jaemin kini bertemu dengan netra adiknya, laki-laki yang lebih tua dua tahun itu mendekat pada minhee, lalu merangkul adiknya menuruni anak tangga.

"Lepasin bang." Cebik Minhee saat Jaemin mengeratkan rangkulannya.

"BUNDAAAA"

Minhee menatap Jaemin dengan malas lalu menghempaskan tangan kakaknya  kasar, meninggalkan Jaemin yang masih berdiri di tengah tangga.

"Tukang ngadu." Gerutu Minhee lalu memposisikan duduknya agar nyaman.

Jaemin terkekeh melihat Minhee yang kesal karena ulahnya, ia mendekati Minhee, tangannya terulur mencubit pipi adiknya gemas.

"Pergi sana." ketus Minhee lalu melahap roti lapis yang sudah disediakan bundanya.

"Kan lo berangkat sama gue." Jaemin ikut memakan roti lapis lalu mendudukkan dirinya di kursi sebelah minhee.

"Siapa bilang?"

"Gue, barusan"Minhee mendengus lalu bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah dapur.

Jaemin memandang Minhee yang nampak mengadu pada bundanya terkait kelakuannya pagi ini, Jaemin terkekeh.

"Sekarang, siapa yang tukang ngadu?"cibir Jaemin lalu menuangkan susu yang ada di teko ke gelas miliknya.

****

"Tau gini berangkat sendiri." Gerutu Minhee sembari menghentakkan kakinya di sepanjang perjalanan menuju kelasnya.

Minhee kesal pada Jaemin, bisa-bisanya kakaknya itu  mengulur waktu menahannya untuk berangkat bersama dirinya.

Bahkan kini semua mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Minhee memasuki kawasan sekolah di waktu istirahat pertama.

"Minhee." panggilan seorang guru baru saja menghentikan langkahnya.

Minhee mendengus kesal "ulah murid kesayanganmu"Jawab minhee acuh.

Guru itu tersenyum"Bukan itu, Presdir akan kemari." Minhee terkejut mendengarnya.

"Ayah? Ngapain kesini?"

"Rapat dengan komite sekolah, ada pembangunan gedung baru"Minhee mengangguk paham, kemudian berlalu dari hadapan guru itu, tidak penting juga baginya, itu urusan ayahnya kan?.

Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang