04

3.9K 454 13
                                    

Minhee menatap sendu pada jaemin yang tengah terlelap dengan masker oksigen yang menutupi hidung dan juga bibirnya.

"Lo harus sembuh bang." Kata Minhee dengan lirih.

Minhee membisu, menatap kakak sulungnya yang terlelap dengan damai.

Kondisi Jaemin sempat menurun sejak kembali dari taman, mengharuskan Kakaknya banyak beristirahat dan tidak terlalu berfikir berat.

Minhee mendekati bangsal si sulung, memainkan bulu mata lentik milik Jaemin dengan asal.

"Ck! Betah banget sih tidur dirumah sakit?" Minhee mendengus kesal.

"Nggaklah"

Minhee menatap Jaemin yang telah membuka mata dengan sempurna.

"K-kok bangun?"Minhee panik.

Jaemin tersenyum mendengar perkataan Minhee," Lo berisik dari tadi." jawab Jaemin pelan.

"Gue ganggu ya bang?"

"Gak kok, Ayah sama Bunda mana?"Tanya Jaemin sembari melepas masker oksgisen miliknya.

"Ngapain dilepas? "Minhee tambah panik, tentu saja, Melihat kakak sulungnya yang melepas masker oksigennya dengan santai malah membuatnya makin bingung.

"Gue keganggu make itu"

"Laper nggak?"

Jaemin menggeleng cepat, ditatapnya sang adik yang tengah balik menatapnya sengit.

Jaemin menggaruk dahinya pelan."Gue mual Minhee"

Tanpa aba-aba, Minhee berbaring diatas bangsal, tepat sebelah kiri  Jaemin, tangan kirinya perlahan memeluk pinggang kakaknya dengan erat, sementara jaemin tersenyum melihat kelakuan adiknya itu.

Minhee dan Jaemin terlarut dalam pikiranya masing-masing, masih dengan posisi yang sama, kedua pemuda itu sama sekali tak bersuara.

Minhee mendongak, menatap Jaemin yang sepertinya kembali terlelap, tangan kanannya terulur menyibak poni yang bertengger di dahi kakaknya.

"Cepet sembuh, abang."


*****

"Huuftt"

Minhee melempar remot tv secara asal, Membosankan! Apapun yang dilakukannya sangat membosankan. Omong-omong, Jaemin sudah diperbolrhkan pulang kemarin.

Minhee bangkit dari duduknya lalu perlahan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Minhee mengernyitkan dahinya saat samar-samar ia mendengar suara dari kamar Jaemin.

"Bang jaemin?"

Brukk!!


"Ah ngagetin ae lo min." Kesal Jaemin lalu memgambil buku tugasnya yang terjatuh dilantai.

Minhee tertawa lalu mendudukkan dirinya ditepi ranjang Jaemin. "Abang ngapain?" Tanya minhee.

Jaemin tak menjawab pertanyaan Minhee, Ia menatap adiknya dengan lamat, membuat Minhee sedikit merinding. "Gue ganggu ya bang?"

"Enggak ya ampun." Jaemin menutup laptopnya, meletakkan pada meja disamping tempat tidurnya.

"Bang, gue gabut niiiihh, Ngapain gitu?" Minhee mengerucutkan bibirnya, ingin sekali jaemin menampol kepala minhee kala itu.

"Tiap hari juga lo gabut Minhee." Minhee makin manyun mendengar penuturan jaemin.

"Udah sono keluar." Usir Jaemin mendorong tubuh jangkung adiknya hingga bangkit dari ranjangnya.

"Tai lo bang"

*****

Minhee menendang-nendang batu yang ada di trotoar, Masih kesal dengan kakak sulungnya.

Minhee memandang sekeliling, Jalanan terlalu ramai hari ini. Dipenuhi lalu lalang kendaraan dari arah kanan hingga kiri, semua padat, hingga tak ada celah walau hanya satu meter.

Dughh

"kamu gapapa?" Minhee memgulurkan tangannya pada anak kecil yang baru saja terjatuh dari sepedanya, berniat menolong.

"Hei jangan nangis elah, Mana yang sakit?" Anak kecil itu tetap diam sembari menahan tangis, membuat Minhee geram.

"Ck! NGOMONG DONG ANJENG!"

"PERGI!! KAKAK JAHAT!!" Minhee membelalakkan matanya saat anak kecil itu balas meneriakinya, dengan segera ia membekap mulut anak kecil itu.

"Ssstt, Yaudah mana yang sakit?"Tanya Minhee, nadanya memelan.

"PERGI! AKU TAKUT SAMA KAKAK!" Anak itu kembali berteriak tepat di samping telinga minhee.

Minhee berdecak"Emangnya gue kaya setan?"

"HIKS...HIKS...KAKAK JELEK!! PERGI!" Anak itu Menangis semakin keras, Ingin sekali Minhee Memutilasi anak kecil didepannya itu, tapi ia tak memiliki jiwa psikopat, lagipun ia masih mempunyai jiwa kemanusiaan.

"NGAPAIN JUGA GUE NOLONGIN LO." Bentak Minhee lalu mendorong pelan anak kecil itu membuatnya kembali menangis.

Minhee melanjutkan jalannya, meninggalkan anak kecil itu menangis di trotoar, masa bodo jika anak kecil itu diculik, atau mengadu pada ibunya, Minhee kesal sekarang.

Dirinya terus berjalan asal, mengikuti kemana kakinya berjalan. Sudah 10 menit sejak kejadian dengan anak kecil yang menjengkelkan tadi. Senyumnya terukir ketika melihat kedai es krim di pinggir jalan.

Kedai yang bertuliskan Baskin Robbins Cafe

"Waahhh, Sepi..Bagus deh, Gak ada lagi yang gangguin gue" ucap Minhee ketika menjajakkan kakinya di pintu masuk.

Minhee memilih duduk di sudut ruangan, menikmati angin yang berhembus kencang, membiarkan rambutnya diterpa angin.

"Permisi, Ada yang bisa saya bantu?" Ucap salah satu pegawai kedai.

"Patbingsu sama macaroon es krim"Ucap minhee.

Pegawai itu membungkukkan badan kemudian berlalu dari hadapan minhee.

Hanya ada beberapa pengunjung yang datang, Terlalu asik memandang keluar jendela, Minhee tak sadar jika pesanannya sudah ada.

"Terima kasih"Ucapnya.

Dengan segera minhee Menyantap patbingsu dan macaroon es krim rasa vanilla  pilihannya tadi, Huft..Rasanya ia ingin berlama-lama disini.

Minhee memandang anak kucing yang berada diluar sana, Kemudian mengulum senyum.

"imut kayak gue"








"Jaemin?" Ucapan gadis yang tiba-tiba menepuk pundaknya membuat Minhee tersentak kaget.

"Kak Angel?"

Gadis itu menepuk keningnya pelan. "Astaga minhee? Gue kira tadi Jaemin dari belakanh, abisnyaa mirip sih." kata Angel.

"Kakak duuan ya." Ucapnya.

Minhee mengangguk, remaja  itu meletakkan Sendoknya ke atas meja dengan kesal.






"KENAPA GUE HARUS MIRIP SAMA LO,  BANG JAEMIN!"




Read More✔

Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang