09

2.5K 305 3
                                    





"Lain kali gausah ditanggepin si Kai Kai siapa tadi." Nasihat gadis manis asal sekolahnya yang tengah memasangkan plester di beberapa bagian wajah Minhee.

Minhee mengerang pelan, seharusnya ia tanding saat ini, namun Jisung melarangnya.

Jisung tidak mungkin membiarkan Minhee ikut bertanding jika ujung-ujungnya Minhee akan ribut kembali bersama Heuning Kai.


Minhee menunduk, sesekali mengusap dahinya yang berkeringat.

"Pulang bawa medali ya!"

"Fighting my twins!!"

Kalau saja dirinya tak menanggapi omongan Heuning Kai, bocah si pembuat onar.

Mungkin dirinya akan bertanding dengan yang lain sekarang, namun yang ia lalukan sekarang hanya duduk di tribun bersama beberapa anak PMR dan Osis yang ikut menemani mereka dalam perlombaan.

"Minum nih." Gadis manis disampingnya menyodorkan sebotol air mineral dingin padanya.

"Thanks ya"ucap minhee.

Gadis itu tersenyum."Kalo sekolah kita menang, besok lo bisa ikut final"

Bagai sebuah hantaman yang menusuk dadanya, Minhee tersadar, masih ada hari esok untuknya bertanding jika tim basketnya memenangkan pertandingan hari ini.

Huft-kenapa Minhee tak menyadari hal semacam itu.

"EUNSANG ! OPER KE JISUNG." Teriakan Minhee membuat anak pmr dan anak osis tertawa, dengan wajah yang merah padam juga basah karena keringatnya membuatnya seperti kepiting yang baru saja direbus, Minhee menyunggingkan senyumnya.

Jisung yang mendengarnya tersenyum kecut."Dasar bocah."

Melihat temannya bertanding dengan gesitnya membuat Minhee percaya bahwa timnya akan membawa medali esok hari, ditambah poin yang mereka miliki jauh didepan lawan.

Cukup bukan untuk meraih kemenangan?.



***



"Leo?" Anak kecil yang sedari tadi terdiam akhirnya mendongak saat menyadari bias suara berat menusuk indera pendengarannya.

"Kak jaemin?"

Jaemin tersenyum lantas berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Leo. Anak laki-laki yang pernah menolongnya dua tahun lalu

"Leo ngapain ditaman sendiri?" Tanya Jaemin selembut mungkin.

"Leo nungguin ayah kerja kak."Ucap Leo, tangannya menunjuk laki-laki paruh baya yang sedang melayani es krim beberapa penlanggan.

"Mau ikut kakak?"Tawar Jaemin.

Leo mengangguk ragu."boleh?"

Jaemin tertawa, kemudian mencubit pipi Leo gemas."Boleh dong, tapi izin dulu sama ayah." Kata Jaemin kemudian menggendong Leo, membawanya pada sang ayah untuk meminta izin.

"Paman?"

"Eh? nak Jaemin?" Lelaki paruh baya itu tersenyum kearah Jaemin, senyum yang begitu tulus.

Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang