15

2.2K 258 12
                                    

Angin sore memang menyejukkan, namun berbalik dengan perasaan Jaemin kali ini, darahnya berdesir cukup kencang, hati pemuda itu gundah.

Hanya alunan lagu dari earpod yang ia pakai yang bisa menetralkan hatinya.

Apa yang akan dikatakan gadis itu padanya nanti? pikir Jaemin.

Kelas berakhir 30 menit lalu, Jaemin berada di rooftof kampus, Ia berusaha menetralkan debaran hatinya yang kian membara, terlebih setelah mendengar suara decitan pintu.

Jaemin tercekat, pemuda itu membalik badannya kebelakang.

Jaemin tercekat, pemuda itu membalik badannya kebelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)

"Angel?"

Gadis itu mengulum senyum paksa, ia bahkan tak sanggup menatap mata sendu milik Jaemin, gadis itu hanya mampu terdiam.

Gadis itu gundah, ia tak mungkin salah lihat, apa yang tadi pagi ia lihat adalah hasil diagnosa penyakit Jaemin.

"Kenapa lo ga kasih tau bunda, Na?" Suara Angel pelan.

Jaemin menatap angel nanar." Gue gabisa."Tangan besar Jaemin menarik tangan mungil angel dalam genggamannya, segera mungkin Angel menariknya kembali.

"Maaf. "Jaemin menunduk.

"Gue yang minta maaf."

"G-gue udah buat lo kecewa Jaemin, gue nolak lo, Maafin gue."Jaemin tak sanggup melihat Angel seperti ini, gadis itu nampak jelas merasa bersalah.

"Gue nggak masalah lo nolak gue, Ngel. Itu hak lo, Tapi gue mohon.


Jangan kasih tau keluarga gue."

Mata Angel memanas, bulir bening yang sedari tadi ditahannya akhirnya menorobos keluar, Angel takut, Angel takut kehilangan Jaemin, pemuda yang sangat menghormati bundanya, Angel tak sanggup membayangkan itu semua.

"Kenapa Na? Sesusah itu emangnya? Lo harus sembuh." lirih Angel pada akhirnya.

"Gue nggak mau akhir hidup gue menyedihkan kaya gini, gue nggak mau orang lain sedih cuma karena gue, Ngel. Apalagi Bunda sama Minhee, Gue nggak bisa bilang hal ini ke mereka."Jelas Jaemin, pemuda itu menahan tangisnya mati-matian.

Angel meraih pundak Jaemin, berharap pemuda itu balik menatapnya, mata indah yang sendu, Angel tidak bisa berbohong pada  perasaannya sendiri, dia sangat menyayangi Jaemin.

"Lo harus janji, Na. Harus check up rutin, gue temenin." Jaemin menggeleng, ia tak sanggup bila harus check up rutin, Jaemin tak mau merasakan sakit ketika tabung itu masuk kedalam paru-parunya.

"Ga ada gunanya, Ngel. Gue nyerah"

"NA.."


"Gue nggak bisa nerima lo Jaemin, lo terlalu baik buat gue, Gua nggak mau  kehilangan lo, gue sayang sama lo." entah dapat keberanian darimana Angel bisa mengungkapkan perasaanya pada jaemin.

Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang