13

2.2K 262 2
                                    


Entah hanya perasaannya saja atau memang benar adanya, Jaemin merasa fisiknya makin hari semakin down.

Belakangan ini, tubuhnya sering kelelahan dan menggigil, nafasnya juga sering terasa menyesakkan.

Pemuda itu menyenderkan punggungnya di kursi, badannya terasa pegal dan kaku seharian duduk menghadap laptop.

Jaemin menghela nafasnya panjang,hari ini sungguh melelahkan, matanya juga sedikit terasa perih.

Jaemin merogoh laci mejanya, menggeledah isinya berharap obat pereda rasa nyeri ada disana, dadanya tiba-tiba sesak.

Obatnya akan segera habis,ia harus pergi chek up, haruskah ia pergi besok?.

"Bang?"

Jaemin menoleh kearah pintu, menampakkan Minhee yang berdiri disana dengan tubuhnya yang dibalut selimut tebal.

Minhee berdehem sebentar kemudian duduk disamping Jaemin yang kemudian mengantongi obatnya disaku celananya.

"Kenapa belom tidur?" tanya Jaemin kemudian mematikan laptopnya, tak lupa menyimpan file tugasnya terlebih dulu.

"Gue tidur sini ya, kamar gw dipake kak Heejin."Kata Minhee, kemudian menarik tubuh Jaemin hingga terhuyung kebelakang, badannya kini dijepit oleh kedua tangan Minhee.

"Akkhh..lepasin, Min"Keluh Jaemin.

Minhee nampak tak menghiraukan perkataan Jaemin, ia malah lebih erat memeluk kakaknya itu.

"Woi anjir gue kebelet, mau kencing."Pekik Jaemin tertahan, Minhee akhirnya terkekeh pelan kemudian melepas kaitan tangannya pada tubuh kakaknya, membiarkan pemuda dua tahun lebih tua darinya itu masuk ke toilet

***


Jaemin menggeram tertahan, ia segera mengeluarkan obat yang tadi disimpannya disaku celana kemudian menelannya tanpa air.

Sudah biasa memang bagi Jaemin menalan obat tanpa air, Sungguh, tadi Minhee seperti akan membunuhnya.

Dadanya terasa nyeri, Jaemin berusaha mengatur napasnya yang terengah, sudah dua minggu memang keadaanya membaik, namun siapa sangka bahwa nyeri di dadanya kembali terasa sakit seperti saat ini?.

Jaemin menghembuskan nafasnya panjang sebelum akhirnya keluar dari toilet.

Minhee tak boleh mengetahui ini atau dirinya akan berakhir di rumah sakit lagi, Jaemin muak dengan rumah sakit.

"Bang, besok nebeng ya."Minhee berujar sambil menatap Jaemin penuh harap.

"Motor lo kenapa?"

"A-itu..di bengkel!" Katanya.

Jaemin samar-samar menetralkan napasnya agar Minhee tak mencurigainya. Jaemin kemudian memilih berbaring di samping Minhee.

"Besok pulang sendiri aja ya, sama jisung  atau Eunsang? Soalnya gue mau nginep rumah temen, ngerjain dokumentasi kalo lo kepo."

"Iya abaaang..Iyaa!!!"Jengah Minhee kemudian menarik selimutnya hingga sebatas dada, lalu pergi tertidur.

****

"Ti- Atii baanggg!!" Teriak Minhee sembari melambaikan tangan kearah mobil Jaemin yang perlahan meninggalkan pelataran sekolahnya.

Jaemin tersenyum saat mendengar teriakan minhee, setidaknya, adiknya itu tidak tahu kemana ia akan pergi.

Jaemin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hari yang bagus, tidak terlalu macet hari ini. Jaemin bisa mengendarai dengan santai.

Tidak seperti kemarin saat macet, bahkan hanta   setiap dua menit sekali ia harus memajukan mobilnya walau hanya bisa maju sekitar satu meter.

Best Brother || JAEMIN MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang