24. Dia di semester dua

7.3K 1.1K 398
                                    

Happy Reading~ ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading~ ^^

....

Renjun terbangun ketika jam menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit, itu artinya dia sudah terlambat bangun. Kelas pertamanya di semester dua mulai pukul delapan tepat, sedangkan dia baru bangun sekarang. Dengan kecepatan yang setara dengan kecepatan bus ugal-ugalan dijakarta, Renjun meraih handuk lalu segera bergegas ke kamar mandi.

Niatnya dia tidak ingin mandi, hanya cuci muka, gosok gigi dan ganti baju. Tapi dia ingat bahwa hari ini adalah hari pertama dia disemester dua, jadi sepertinya harus memberikan imej positif untuk Dosen pertamanya hari ini. Sepuluh menit berlalu, Renjun sudah rapi dan wangi lalu dia bergegas untuk segera turun kebawah, mencari kedua orang tuanya.

"Bi, bunda sama ayah mana? Kok aku gak di bangunin sih??" Oceh Renjun kepada Bi Surti yang sedang mencuci sayuran didapur.

"Duh iya maaf den, tadi nyonya bilang jangan di bangunin. Katanya biar aden belajar bangun sendiri." Jelas Bi Surti dengan nada menyesal.

Renjun mendumel dalam hati, memang ada saja tingkah bundanya yang cantik itu. Beda dari orang tua lain yang malah selalu membangunkan anaknya untuk tidak telat ke sekolah. Ckckck.

"Yaudahlah, terus mereka sekarang kemana?"

"Ke tukang bubur pengkolan, tuan kangen makan disana katanya." Renjun mengangguk mengerti, sepertinya kedua orang tuanya tidak ada hari tanpa berpacaran jika bertemu.

Setelah memakan nasi uduk yang tersedia di meja makan dan pamit dengan Bi Surti, Renjun keluar rumah dan memutuskan untuk memesan ojek online karena jika menunggu sang ayah sudah dapat dipastikan dia akan sangat terlambat.

Dan benar saja, pukul delapan lewat tiga puluh menit Renjun sampai di depan kelasnya. Dalam hati Renjun sudah ketar-ketir apakah akan disuruh masuk atau diusir, tapi saat hendak membuka pintu, pintu itu sudah terbuka lebih dulu dari dalam.

"Eh Bebeb Injun, ayok masuk. Pak Jeno bilang ngasih dispen kok karena ini hari pertama." Sosok Han Jisung muncul dari balik pintu.

Dengan ragu dan sungkan Renjun mengikuti Jisung untuk masuk, membungkuk singkat kearah Jeno yang sedang asik duduk didepan kelas sambil menjawab beberapa pertanyaan mahasiswa. Dalam hati Renjun senang karena bisa mengawali harinya dengan melihat Jeno, sosok laki-laki yang entah sejak kapan telah memporak porandakan hatinya.

Renjun duduk di kursi yang sudah disiapkan Jaemin dan Haechan, barisan kedua tepat didepan Jeno. Karena barisan pertama kosong.

"Ayok isi kursi depan dulu dong, kalo masih kosong ga akan saya mulai kelasnya." Titah Jeno membuat mereka yang ada dibarisan kedua untuk maju kedepan.

Begitu juga Renjun dan kawan-kawan yang dengan enggan pindah duduk. Jeno tersenyum melihatnya, kenapa sih harus duduk dikursi baris kedua kalo baris pertama masih kosong? Ada-ada saja.

Dosen Rese! || JenRen || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang