bonus (lagi) selingkuh

8.1K 749 95
                                    

"Mas Jen," panggil Renjun yang baru saja menyelesaikan urusannya di toilet.

"Mas.." Dirinya terus memanggil sambil mencari keberadaan ayah dari calon bayi yang dikandungnya kini. Nampaknya Jeno tidak ada di kamar mau pun ruang kerjanya, sambil terus berjalan pelan-pelan dan mengusap perutnya yang sudah mulai membesar, dirinya terus mencari Jeno.

Tak..

Tak..

Dahinya mengernyit mendengar suara bising dari arah bawah, "siapa sih? mas gak akan berisik juga pagi-pagi." Gumamnya sembari menuruni anak tangga dengan perlahan.

"Astaga sayang! Kamu ngapain turun, aku bilang kan kalo mau turun panggil aku." Renjun di buat terkejut dengan suara Jeno di bawah tangga. Dan masih melongo saat sang suami sudah naik dan menggendongnya.

"Kamu tuh hampir bikin aku jantungan, tau gak?!"

Ck, Jeno menjadi seperti ini saat usia kandungan Renjun masuk bulan ke lima. Lebih protektif dan sigap, pokoknya kalo Renjun mau turun tangga harus bilang sama Jeno, atau minta bantu sama bibi Surti sekarang jadi asisten rumah tangga di rumah mereka.

"Mas ini berlebihan tau gak, aku masih bisa ya turun sendiri..." Dumelnya sambil mencubit gemas pipi Jeno.

"Tapi kan bahaya tau, udah gitu nanti kamu capek gimana?"

"Duh, aku tuh gak akan capek karena turun tangga doang.. lagi juga akutuh hamil bukan gak bisa jalan!"

Dan begitu deh suasana pagi dirumah pasangan gemesin itu kalo Jeno udah protektif ke Renjun. Dan Renjun yang kadang menganggap Jeno terlalu berlebihan, meskipun tidak dapat dipungkuri kalo dirinya senang.

...

"Sayang, besok aku mau makan ayam lada hitam deh.."

"Heran aku, aku yang hamil tapi kayaknya kamu yang ngidam."

Jeno hanya terkekeh sambil menelusupkan kepalanya ke perut buncit Renjun.

"Mau ini mau itu, yaudah besok aku masakin tapi dengan satu syarat!"

"Apa?"

"Jangan panggil aku sayang!"

"Kenapa memangnya? biasanya suka?" Jeno menatap heran Renjun, pasalnya Renjun manisnya ini berwajah kusut dari mereka bangun tidur. Bahkan tidak ada senyum yang biasa ia lemparkan untuk Jeno.

"Sekarang gak suka! Aku gak suka, aku marah! Sana awas aku mau kerumah nana." Si mungil beringsut pergi ke kamar mandi.

Jeno melongo bingung, ini ada apa sih? Bawaan baby lagi? Jeno hanya bisa menghela napas, dia harus sabar mengorek penjelasan ke Renjun.

...

"Ish! Mas Jeno gak peka banget!" Dumel Renjun yang kesal sendiri dengan Jeno.

"Apa?" Jeno yang duduk di sebrangnya pun melontarkan pertanyaan dan pandangan bingung.

Renjun membuang wajahnya, "Aku mau kerumah Nana!" Kesalnya.

"Hujan, sayang.. nanti kalo udah reda mas anter ya." Ucap Jeno memberi pengertian kepada kesayangan.

Lalu kemudian hening, baik Renjun maupun Jeno tidak ada yang bersuara lagi. Tapi sesekali Renjun masuk melemparkan pandangan kesal ke Jeno, yang mana tidak akan Jeno gubris juga. Toh Renjun yang sekarang malah menggemaskan.

"Aku mimpi-" Renjun bersuara pelan, Jeno mengernyitkan dahinya.

Mimpi? Apa mimpi buruk? Ketemu hantu atau zombie? Karena memang Renjun sering kali mimpi buruk bertemu hantu karena kebiasaannya membaca dan menonton film horror.

Jeno berjalan dan duduk di samping Renjun, mengambil tangan Renjun dengan lembut.

Chup!

Tangan itu dia kecup pelan, "Mimpi apa, hm??" Tanya Jeno pelan.

"Aku mimpi--" Renjun melihat Jeno takut-takut.

Jeno dengan sabar menunggu perkataan sang kekasih, sembari sebelah tangannya mengusak belakang kepala Renjun.

"Kamu selingkuh--" cicitnya pelan.

"Apa?"

"Aku mimpi-- mimpi kamu selingkuh." Ulang Renjun dengan mata berkaca-kaca.

Jeno yang mendengar dan melihatnya sangat bingung, dia ingin tertawa karena ekspresi Renjun dan ingin menangis karena di mimpikan selingkuh.

"Aku selingkuh?"

Kepala mungil itu mengangguk pelan, "Sama siapa? Kenapa bisa mimpi kayak gitu?" Tanya Jeno.

"Gak tau! Aku mimpi kamu selingkuh terus beliin selingkuhan kamu ayam geprek sambil dadah dadah ke aku! Nyebelin!" Renjun beringsut meninju lengan berotot Jeno.

"Aw, kok di gebuk?"

"Aku gak suka, aku kesel! kamu selingkuh! Ishhhh pokoknya aku bakal kasih kamu tonjokan mantan anak merpati putih kalo kamu selingkuh!" Teriaknya.

"Ya ampun, aku gak selingkuh.. itukan mimpi kamu. kenapa aku yang di salahkan?"

"Oh jadi aku yang salah karena mimpiiin kamu kayak gitu?"

"Engga.. " Jeno menghela napas pelan, astaga dia salah lagi.

"Jangan selingkuh, aku gak mau anak kita lahir bapaknya ilang satu." Lagi-lagi Jeno mau ketawa, ini Renjun ngelawak apa marah sih? Aduh gemes banget.

"Sayang, aku gak selingkuh.. kamu tau se-sayang apa aku sama kamu. Anak kita gak akan kehilangan satu bapaknya kok." Jeno mengecup samping kepala Renjun.

Renjun sedikit lebih tenang sekarang, sebenarnya memang kata bunda tuh kalo lagi hamil pasti ada aja mimpi yang aneh-aneh. Renjun pernah, mimpi Jeno ciuman sama Mark malah, kan ngeselin. Terus semalam dia mimpi lagi Jeno selingkuh sambil makan ayam geprek.

Huuu ngeselin tapi Renjun lebih percaya Jeno dari pada mimpinya.

"Janji ya gak selingkuh?" Jeno terkekeh lalu mengangguk dan mencium bibir ranum Renjun.

"Aku udah janji sama pemilik hidup sekaligus pemilik alam semesta ini, aku udah janji sama orang tua kamu, orang tua aku dan orang-orang yang sayang sama kamu..  aku gak bakal bikin kamu nangis atau bahkan nyakitin kamu."

"Hehehe makasih mas jeno!"

Udah gitu saja, hanya secuil kisah Abimana dan Dinata yang masih berlanjut dengan menunggu kehadiran anak mereka. 

Halo apa kabar?
Maaf ini cuma recehan cerita buat pemanasan aku kembali nulis, semoga gak aneh. Kalo pun aneh yaudah aku pasrah, ehehe.

Kangen gak?

Oke see you di book sebelah ya, tentang  jeno yang jadi kucing jejadian ehehe.

Dosen Rese! || JenRen || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang