27

464 36 2
                                    

~Happy Reading~

"Gue harus apa? Gue bener bener bingung harus apa,gur gak mau anak gue kenapa kenapa. Tapi,gue juga gak mau nikah sama gadis gila kayak dia!" Batin Ali. Ali saat ini benar benar dilema. Ia harus merelakan kebahagiaan nya tetapi anak Ali dan Prilly selamat,atau Ali tidak akan nikah dengan gadis itu tapi Ali akan kehilangan anak nya untuk selama nya.

"Akghhh! Sial! Sial! Gadis sialan!" Teriak Ali penuh dengan kekesalan. Tetapi ia juga dilema. Aish! Dasar wanita gila :v

Tiba tiba saat Ali sedang berteriak Prilly mendengar semua ucapan Ali.

"Siapa yang di maksud Ali?" Gunam Prilly.

"Sial! Dasar wanita gila! Wanita sialan! Wanita gak punya hati!" Kali ini Ali memaki gadis yang menculik anak nya dengan nada lirih. Prilly mendengar semua nya,tetapi ia bingung,untuk siapa makian Ali itu?

Prilly pun masuk kedalam kamar mereka. Ali terkejut disamping nya kini sudah ada Prilly.

"Pril? Ka..kamu sejak kapan ada disini?" Tanya Ali dengan kegugupan nya. Prilly menyeritkan dahi nya.

"Sejak kamu maki maki orang,eh tapi tunggu deh,kamu maki maki kayak gitu buat siapa?" Tanya Prilly membuat Ali kehabisan kata kata,tetapi Ali sedikit lega,karna Prilly tidak mengetahui siapa yang Ali maki.

"Itu.. Anu.. Si.." Prilly memotong ucapan Ali.

"Apa sih Li? Kamu tuh kayak lagi nyembunyiin sesuatu tau gak? Kayak waktu itu kamu ngelamun terus,sekarang? Sekarang kamu teriak teriak gak jelas. Sebener nya kamu ada masalah apa sih Li?" Oceh Prilly panjang lebar. Ali benar benar bingung,karna ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Buat.. Ohh,itu buat si Wina." Ucap Ali masih dengan kegugupan nya. Namun ia sedikit normal kan.

"Wina? Siapa dia?" Prilly menyeritkan dahi nya,menandakan ia bingung.

"Itu temen di kantor. Dia resek banget soalnya. Hehhe." Balas Ali menyengir.

"Hm,kamu kebiasaan deh kalo lagi kesel sama seseorang,ngomong nya suka gak bener. Inget,kita udah punya anak,tapi anak kita.." Ucapan Prilly terhenti karna ia menyadari bahwa anak nya belum ditemukan. Ali yang melihat itu menjadi semakin merasa bersalah. Ia harus apa sekarang?

"Hustt! Kita mending berdoa yuk,supaya anak kita bisa ditemukan." Prilly mengangguk pelan. Ali menjadi merasa bersalah. Ia ingin anak nya kembali pada mereka,namun Ali juga tidak ingin dirinya bersama wanita lain selain Prilly.

***

Ali sekarang berada di sebuah gudang kecil. Ya,Ali ingin menemui gadis gila yang sudah menculik anak nya. Tapi Ali tidak sendiri,ia seperti biasa ditemani oleh Bani.

"Li? Apa keputusan lo udah bener? Gue takut lo salah jalan." Ali menoleh.

"Gak Ban! Ini semua demi anak gue,gue gak mau terjadi apa apa sama Rei. Gue rela ngelakuin apa pun buat anak dan istri gue. Dia anak gue. Gue juga gak mau liat Prilly terus terusan nangis." Lirih Ali. Bani merasa bersalah dengan Ali,karna saat keadaan seperti ini ia tidak bisa membantu apa pun.

"Ok. Gue dukung apa pun keputusan lo. Tapi,lo gak boleh rapuh Li. Gue yakin lo bisa menghadapi ini semua." Ucap Bani seolah untuk menyemangati Ali.

"Makasih Ban. Gue gak tau lagi kalo gak ada lo." Balas Ali langsung memeluk Bani. Setelah cukup lama mereka berpelukan,tiba tiba ada satu pertanyaan di kepala Ali.

"Ban?" Ali melepaskan pelukan nya dengan Bani. Bani pun menoleh.

"Kenapa?" Tanya Bani.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo." Ucap Ali. Bani menyeritkan dahi nya.

"Tanya apa?" Ucap Bani.

"Lo sebenernya,tau dari mana kalo anak gue di culik sama Dinda? Emang lo kenal sama dia?" Tanya Ali. Ya,selama ini yang menculik anak Ali adalah Dinda.

"Dia itu sebener nya.." Tiba tiba di saat Bani ingin memberitahu,Dinda memanggil mereka.

"Ali,Bani." Ali dan Bani menoleh ke asal suara itu. Dan benar saja,Dinda yang memanggil mereka. Ali maupun Bani tidak menjawab sapaan dari Dinda. Kedua nya malah menatap dingin Dinda.

"Kalian datang? Ngapain? Oh,lo pasti udah ada keputusan kan Li? Apa keputusan lo? Lo pasti bakal nikah sama gue. Haha gue udah tau Li jawaban nya." Ucap Dinda yang langsung ditatap remeh oleh Bani.

"Jangan sok tau lo wanita gila! Siapa tau aja Ali mau lo mati!" Desis Bani tersenyum sinis dengan cibiran nya. Dinda menatap tajam Bani.

"Diem lo cowo aneh! Gue gak ada urusan sama lo!" Balas Dinda.

"Oh jelas urusan gue lah! Ali itu temen gue!" Dinda menggeram kesal dengan Bani. Bisa bisa nya orang yang ada di hadapan nya ini terus membalas ucapan nya.

"Udah udah! Iya,gue kesini mau kasih jawaban." Lerai Ali yang langsung ke tujuan utama nya.

"Ok,jawaban lo apa? Lo mau anak lo mati atau anak lo selamat?" Ali langsung menatap tajam ples dingin ke Dinda. Dinda tersenyum licik. Tetapi,Ali tak kunjung menjawab. Dinda kesal.

"Jawab Li! Oh,lo mau anak lo ma-" Ali langsung memotong omongan Dinda dengan cepat.

"Ok ok! Gue mau nikah sama lo. Tapi,jangan pernah lo sakitin anak gue!" Sertak Ali. Dinda pun tersenyum licik.

"Bagus! Pilihan yang tepat Li! Haha! Ok,satu minggu lagi lo gue tunggu di KUA deket rumah gue! Dan lo harus dateng jam sepuluh pagi! Gak boleh telat! Kalo telat lo tau sendiri akibat nya. Dan lo baru bisa ketemu anak lo minggu depan,setelah lo nikah sama gue!" Ali benar benar pasrah jika ia harus menikahi wanita gila ini. Yang terpenting sekarang adalah Rei. Ya,Rei,anak nya.

"Ok! Gue akan datang!" Balas Ali dingin dan pergi bersama Bani. Bani semakin bersalah dengan semua ini.

***

"Ali?" Bani pun memecahkan keheningan. Ali menoleh,mengartikan 'apa?'.

"Lo se..serius mau nikahin wanita gila itu?" Ucap Bani lagi,tapi kali ini dengan hati hati. Ali mengangguk kan kepala nya pelan. Ali frustasi sekarang.

"Lo udah yakin Li? Acara itu akan diadakan minggu depan lho. Lo bener bener gapapa?" Ali tiba tiba saja menatap Bani dingin.

"Lo kenapa menanyakan hal yang sama sih! Gue harus bilang berapa kali supaya lo percaya! Gue akan tetap menikahi Dinda! Tapi itu semua terpaksa!" Ucap Ali dingin dan langsung meninggalkan Bani sendiri.

"Gue gak mau lo jadi korban selanjut nya Li. Gue tau betul Dinda itu seperti apa." Lirih Bani sambil menatap punggung Ali yang lama lama semakin menjauh.

Bersambung...

Yah gimana nih gaes? Ali mau nikah sama si wanita gila itu?:((

Ish aku sendiri sebener nya kesel lho sama si Dinda :v😁

Tapi kan aku harus terus lanjutin cerita ini sampe abis. Nanti kalo aku gak lanjutin,kalian kecewa lagi:( Aku gak mau kalian kecewa:)

Ok fix's aku lagi ga mood nulis ges,aku jga lgi sakit. Mungkin beberapa hr kedepan aku ga nulis dulu ya. Makasih:)

Ok jangan lupa bintang sama komen kalian ya gaes!😉

KISAH SMA (VERSI ALI PRILLY) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang