Hi.. readers tersayang..aku up lagi neh..
gimana kabar teman-teman semua??
hayo, siapa yang kangen dengan kisah cinta segitiga antara lisa, dokter Ryan dan mas aldy?
Tapi, sebelum baca, jangan lupa follow, vote dan comment yang banyak yah!
makasih ;-)
****
Aku yang duduk di samping dokter Ryan terus melihat ke arahnya yang sedang menyetir. Lama sekali aku menatap wajahnya sampai aku dikejutkan oleh suaranya.
"Dari tadi sepertinya kamu melihatku terus?" tanya Ryan yang berhasil membuyarkan lamunanku.
"Apa aku terlalu ganteng yah sampai kamu tidak bosan-bosannya memandangiku seperti itu?" ucapnya tersenyum dengan pede sambil terus menyetir.
"Oh..eh," jawabku sambil salah tingkah dan membetulkan posisi dudukku.
"Ryan, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," ujarku pada Ryan.
"Ya, kamu mau tanya apa? Tentang lamaran tadi?" balas Ryan balik bertanya kepadaku.
"Mengapa dia pinter banget yah mengalihkan semua pertanyaanku?" pikirku dalam hati.
"Oh, anu," jawabku sambil terbata-bata.
Belum sempat aku bertanya, dia langsung memotong dan mengalihkan pembicaraanku.
"Kamu tidak harus menjawabnya hari ini. Tapi, aku serius dengan ucapanku. Aku tidak akan memaksamu. Dan aku akan terus menunggu jawaban darimu, Lisa" potong dokter Ryan yang membuat aku speechless dan jadi urung untuk bertanya mengenai masalah yang lain.
Mendengar jawaban dari Ryan tersebut membuat aku jadi semakin bingung. Bagaimana tidak. Aku ingin sekali move on dari segala permasalahanku dengan Mas Aldy. Aku sudah cukup lama menunggu dia kembali padaku. Tapi, entah kenapa di saat aku mulai menemukan penggantinya, dia muncul lagi di dalam hidupku? Aku harus memberikan jawaban apa kepada Ryan yang sudah menungguku cukup lama? Dan bagaimana kalau Ryan tahu kalau aku sudah berbohong kepadanya dengan mengatakan kalau Mas Aldy bukanlah suamiku? Apakah dia akan berubah?
Tidak terasa mobil sedan hitam milik Ryan sudah sampai di depan rumahku. Walaupun terjadi insiden yang kurang menyenangkan pada acara dinner kami malam ini, tapi dia tetap memperlakukanku seperti orang yang sangat istimewa di hatinya. Dia bahkan tetap membukakan pintu mobil sembari tersenyum kepadaku. Nyaris, tidak ada yang berubah sedikitpun dari sikapnya.
Selesai dia berpamitan denganku, mobil sedan hitam itu mulai jalan menjauh dari rumahku. Setelah mobil sedan itu hilang dari pandanganku, aku mulai beranjak masuk ke dalam rumah sambil membawa se-bucket bunga mawar pemberian dokter Ryan tadi. Aku meletakkan bunga itu di atas meja dan kemudian menuju wastafel untuk mencuci mukaku. Aku melihat diriku di cermin. Aku melihat wajah yang sangat kelelahan. Lelah karena sebuah permasalahan yang tak kunjung usai. Aku menghela nafas dalam-dalam dan mencoba untuk istighfar serta meng-healing perasaanku sendiri. Perasaan yang sedang berkecamuk antara masa lalu dan masa depan.
Kemudian, aku berjalan ke toilet. Aku putar shower di kamar mandi dan aku basuh seluruh tubuhku. Aku yakin dengan aku mandi adalah suatu bentuk relaksasi buat pikiranku yang benar-benar letih. Aku guyur seluruh tubuhku dengan air. Setelah selesai mandi, kemudian aku lanjutkan dengan sholat Isya dan dilanjutkan dengan sholah hajat guna minta petunjuk kepada Allah tentang langkah apa yang sebaiknya akan aku ambil. Tidak terasa, air mata ini mengalir diantara doa-doaku. Dan aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi denganku esok harinya. Aku sudah pasrah. Semua do'a dan harapanku sudah aku sampaikan kepada-Nya. Dan setelah cukup lama aku berkeluh-kesah dengan-Nya, akhirnya aku tertidur di atas sajadahku. Sajadah yang menjadi saksi bisu pergulatan batinku.
![](https://img.wattpad.com/cover/223493219-288-k471032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rumah Aja, Pa!
RomanceKeluarga itu tempat bersandar. Keluarga itu tempat berkeluh kesah. Tapi, justru hal itu yang tidak didapatkan oleh Lisa. Di awal pernikahan, Aldy, suaminya sangat sayang dan peduli sekali kepadanya. Apapun cara dilakukannya untuk membahagiakan Lisa...