CHAPTER 32 (Kutunggu Kau di Sehitlik)

3K 97 8
                                    

Hai readers tercintaah..

Aku update cerita lagi yah..

Tapi, sebelum membacanya, jangan lupa follow, vote dan comment di bawah yah..

makasih


****



Waktu subuh membangunkanku. Aku segera menunaikan kewajibanku, yaitu sholat subuh. Selesai sholat, aku segera mandi dan berganti pakaian. Kemudian, aku berdiri di cermin sambil memandangi diriku sendiri.

"Mudah-mudahan hari ini adalah hari yang indah buatku," ucapku dalam hati.

Setelah itu, aku keluar dari kamarku. Alangkah kagetnya aku ketika melihat sebuah surat di bawah pintu kamarku.

"Surat apa ini?" tanyaku dalam hati.

Aku memungut surat yang berwarna putih itu. Lalu, aku mulai membukanya.

Dear Lisa,

Kutunggu kamu di Sehitlik jam 9 pagi ini.

Ryan

"Surat dari Ryan?" pikirku lagi.

"Kenapa harus pakai surat-surat an segala seh?" tanyaku lagi sambil senyum-senyum sendiri membacanya.

Aku memegang suratnya dan berencana untuk mencari Ryan. Dan ketika aku mau membuka pintu kamarku, aku malah melihat sebuah gaun berwarna putih yang digantung di pintu kamarku bagian luar.

"Ini gaun siapa?" tanyaku lagi sambil melihat orang-orang di sekitarku.

Ternyata tidak ada orang sama sekali disana. Bahkan, ketika aku berjalan ke ruang tamupun, aku tidak menemukan siapapun disana.

"Lalu, ini gaun siapa? Semua yang tinggal disini kan laki-laki, kecuali aku?" pikirku lagi sambil melihat ke arah gaun yang aku pegang.

"Apakah gaun ini untukku?" tanyaku lagi.

Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung bergegas menuju ke kamarku. Aku segera mengganti pakaianku dengan gaun yang berwarna putih tersebut.

"MasyaAllah, gaun yang sangat cantik sekali," pujiku sambil melihat diriku di depan cermin.

"Apakah benar ini untukku?" tanyaku sekali lagi pada diriku.

Tidak terasa bulir air mata keluar dari ujung kelopak bola mataku. Aku benar-benar terharu melihatnya. Apakah benar Ryan yang sudah mempersiapkan semua ini? Apalagi kejutan yang ingin diberikannya untukku hari ini?

Kemudian, aku berjalan keluar dari kamarku. Aku ingin mencari Ryan dan menanyakan tentang gaun tersebut. Aku melirik ke kiri dan ke kanan. Sepi, tidak ada orang sama sekali. Kemana yang lainnya? Apakah Ryan, Khaled dan Ahmad ada perkuliahan pagi ini?

Aku melihat jam di tanganku. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Kemudian, aku menelpon Ryan. Tapi, tidak ada jawaban. Aku mengirim pesan whatsapp. Tapi, setelah beberapa lama menunggu tetap saja tidak ada balasan. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 menit.

"Masih ada waktu, aku harus segera ke Sehitlik," pikirku lagi sambil langsung keluar dari flat-nya Ryan.

Kemudian, sambil memakai gaun putih tersebut, aku berlari menuju jalanan. Aku memberhentikan taksi yang lewat. Kemudian, aku naik ke dalam taksi tersebut. Aku meminta kepada driver-nya untuk mengantarkanku ke Sehitlik. Dan ketika aku melihat ke GPS, jaraknya tidak begitu jauh. Jarak dari kawasan Humboldt University of Berlin ke Sehitlik itu sekitar 7 km dan memakan waktu sekitar 30 menit.

Di Rumah Aja, Pa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang