ℂ𝕠𝕞𝕗𝕠𝕣𝕥 ℤ𝕠𝕟𝕖 pt. 4

282 34 4
                                    

Maapkan aku buat yg nunggu kelanjutan nya heheh
Karna ini tuh pertama kali aku nulis genre kyk gini...jadi nulisnya bingung
Happy reading ~


⚠️ 𝒄𝒖𝒓𝒔𝒆 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔, 𝒃𝒍𝒐𝒐𝒅, 𝒃𝒓𝒖𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒊𝒍𝒍𝒊𝒏𝒈

-Author POV-
Sudah seminggu sejak kejadian itu. Hoseok tak ingin hidup tanpa melihat wajah manis Yoongi lagi, jadi ia menempat kan tubuh Yoongi di sebuah peti kaca. Dengan uang yang ia punya, ia membeli berbagai alat agar tubuh nya tidak membusuk. Bagi Hoseok orang yang ia sayangi di dunia ini hanyalah ibu nya dan Yoongi. Hoseok ingin sekali mengembalikan hidupnya, tapi sampai saat ini belum ada alat yang bisa.

Sudah hampir sejam Hoseok berada di ruang bawah tanah, melihat keadaan Yoongi. Seminggu ini pun ia berusaha mencari siapa pelaku yang dengan beraninya membunuh Yoonginya. Ia akan balas dendam.

"Hobi...akhirnya kita menemukan pelakunya" tiba-tiba Dawon berkata, mendekati adik nya yang melihat wajah Yoongi dengan sayang. Dawon melihat rasa terluka dalam tatapan Hoseok.
"A..apa? Kalian menemukannya? Dimana dia sekarang?" Hoseok langsung mengalihkan padangannya pada kakaknya.
"Anak buah suruhan mu sudah menyekap nya. Aneh nya dia sengaja membuat agar dirinya di sekap."
"Baiklah...aku yang akan mengurusnya. Chagi...akhirnya pelaku nya ku tangkap." Hoseok melihat wajah damai Yoongi sekali lagi sebelum meninggalkannya.

"Uhmm...Hobi?" Dawon menghentikan langkah Hoseok di ambang pintu. "Kau...kau sangat mengenal pelakunya. Tapi tolong lah jangan langsung membunuhnya dengan brutal."
"Aku mengenalnya?" Hoseok menatap bingung kakaknya. "Dan aku tak janji, siapapun yang melukai Yoongi mereka adalah musuhku."

Saat Hoseok memasuki ruangan tempat orang itu disekap. Ia di sambut dengan seorang pria yang memang sudah ia kenal sejak lama. Pria berambut abu-abu yang juga merupakan musuhnya, ia tersenyum miring melihat kehadiran Hoseok. Walaupun tubuh nya terikat di sebuah kursi , wajah nya tak menampilkan sedikitpun ketakutan.

"Lama tak jumpa, sobat! Akhirnya kau menemukan ku setelah sekian lama." Senyum miring masih tak lepas dari wajahnya.
"Tch...ternyata kau ya yang membunuh Yoongi...apa alasan mu bajingan?!" Hoseok menatap pria itu dengan tatapan bencinya.
"Wow..wow...calm down buddy. Kau pasti tau kan Yoongi sebelumnya sudah mengenal dunia gelap ini sebelum bertemu dengan mu. Ia kabur dari panti asuhan dan aku yang menemukan nya. Aku sudah memberikannya apapun yang ia mau....tapi jalang tak tau malu itu melarikan diri dari ku. Dan malah berakhir di temukan oleh dirimu." Pria itu menatap sengit kepada Hoseok.
"Hah...ternyata kau pria tak tau malu yang menganggap Yoongi itu hanyalah mainan? Aku tak menyangka. Tau begitu aku sudah membunuh mu sejak lama."
"Yoongi itu hanyalah milikku. Jika aku tak bisa memilikinya, tak akan ada yang bisa mendapatkannya. Aku tak masalah jika akhirnya kau membunuh ku sekarang. Aku hanya ingin membalaskan dendam ku pada jalang tak tau malu sepertinya."
"Kau berani menjuluki nya seperti itu lagi. Ku pastikan kau akan mati perlahan dengan caraku."

"Hah...kau sampai segitu nya membela yeoja seperti itu. Bukankah ia tak lebih dari maid di mansion mu? Atau mungkin ia hanya gadis pemuas nafsu mu? Hmmm...sayang sekali aku belum sempat mencicipinya. Aku awalnya ingin membunuhnya dan menuliskan perasaan ku di kulit putihnya, dan mengirimkan tubuhnya padamu." Hoseok muak mendengar ocehannya. "Bukankah kulit putih susunya akan sangat indah dengan warna merah? Ia akan jadi masterpiece terbaik." Senyuman mengerikan Hoseok tampak.

"Sepertinya ocehanmu memberiku ide bagus. Beomgyu! Ambilkan aku pisau di meja itu!" Hoseok menyuruh anak buah nya yang sedang berjaga di pintu.

"Ini tuan...." Hoseok menerima pisau nya, mengamati sesaat ketajamannya.

"Well...well...well...aku dengan senang hati menuliskan perasaan ku di kulit mu." Hoseok mendekati pria itu dengan tatapan tajamnya, memainkan pisau di tangannya. "Beomgyu. Mingyu. Pindah kan ia ke meja. Biarkan ikatan nya!" Anak buah Hoseok menurut mengikuti instruksi bossnya. Pria itu mau menolak pun tak bisa.

*brekkk*

Hoseok merobek kemeja yang pria itu kenakan dengan paksa. "Wow...bukan kah kulit mu juga putih bersih. Dan seperti katamu warna merah memang cocok dengan kulit putih.

Pria itu meringis saat Hoseok mulai menoreh kan beberapa kata di perut dan pinggangnya.

Tak beberapa lama bagian pinggang, perut, kaki, paha hingga tangan pria itu penuh kata-kata yang di tuliskan oleh Hoseok.

"Ugh..." Lenguhan kesakitan pria itu terdengar lagi.
Hoseok meliriknya. "Ternyata kau masih bisa bertahan ya? Menurut mu kau ingin di apakan sebagai penutup surat nya?" Hoseok tersenyum miring pada pria itu.
"Kau bisa memilihnya jika kau mau..." Pria itu hanya menghindari tatapan Hoseok.
"Hah! Kau sangat membosankan sekarang" Hoseok masih memainkan pisau yang ia genggam. Hoseok mulai mengarahkan ujung tajam pisau nya ke arah perut pria itu. Makin lama ujung nya makin menusuk perutnya. Hoseok tersenyum mendengar teriakan kesakitan pria itu. Saat pisau itu sudah menancap sempurna, Hoseok mencabutnya dan menusuk perutnya lagi di area yang berbeda. Teriakan kesakitan pria itu makin melemah. Meja di bawah pria itu mulai tergenang darah segar, dan menetes ke lantai. Hoseok terus saja menusuk di banyak tempat di tubuhnya. Di tusukan yang kelima pun ia berkata, sambil tersenyum miring.









"Selamat tinggal, Park Jimin"

-END




Gimana? Apa ada yg tebakannya bnr? Maaf kalau di chapter ini dia jadi badguy nya 😥

Btw gomawo buat yg masih setia baca imagine buatanku ini :)
Gk nyangka aku view nya udh 7k lebih 😭
Aku seneng nerima vote dan comment heboh dari kalian
Cmn komen 'next' atau 'suka sama ceritanya' aja aku udh seneng 🥺
Sekali lagi gomawo yeorobun~~

-Kira

𝚂𝙾𝙿𝙴 𝙸𝙼𝙰𝙶𝙸𝙽𝙴𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang