--Follow penulisnya, votement ceritanya
🌸🌸🌸
"Ma... udah jangan marah lagi."
Mama Camelia mengurut tulang hidungnya yang tinggi. "Bagaimana bisa semua ini terjadi. Pernikahan kamu tinggal menghitung hari batal dan sekarang kamu malah ingin pergi lagi ninggalin mama."
"Dari awal kami emang gak cocok, ma. Jadi ikhlaskan saja. Dan, soal Roma... mama juga denger 'kan kalau papa udah menyetujuinya." kata Camelia menenangkan sambil mengusap lutut mamanya.
Beberapa hari kemudian selepas tragedi terjadi, Dimas datang ke Jakarta tanpa sepengetahuan Camelia. Untung saja Camelia saat itu sedang keluar bersama Nayla dan Nando, entah bagaimana ceritanya jika ia bertemu lagi dengan Dimas --ia tidak bisa menjamin akan baik-baik saja. Dimas datang menghadap langsung sang mama dan memohon maaf atas batalnya pernikahan.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kalian?"
"Emang mas Dimas gak bilang soal itu?"
Mamanya menggeleng pelan, "Dimas hanya terus menyalahkan diri dan minta maaf sambil bilang akan memperbaiki diri dan akan bertanggung jawab pada semua kekacauan ini."
Kekacauan yang ia buat dan dengan pengecutnya ia melarikan diri seperti seorang pecundang, lagi.
"Mama sadar, terlalu mengutamakan kakak-mu dan selalu menyisihkanmu. Harusnya mama berlaku adil dalam membagi kasih. Mama membuat kamu dewasa terlalu cepat dan sangat mandiri. Ini pengingat bagi mama bahwa setiap momen bersama kamu itu sangat berarti. Maaf tidak menemani kamu melewati setiap momen perubahan dalam hidupmu." tutur mama-nya.
Tenggorokan Camelia terasa tercekat, "Jangan menyalahkan diri ma. Justru karena itu aku belajar untuk lebih kuat. Aku gak peduli kasih sayang mama yang timpang, karena aku tahu akan selalu ada tempat bagiku di hati mama, meski sekecil apapun itu."
"Kamu bisa menempati hati mama seutuhnya."
"Terima kasih ma, itu cukup bagi aku."
"Jadi... sekarang kamu mau ninggalin mama, jauh-- ke negeri orang lagi?"
"Maaf ma."
Mamanya membuang muka dengan senyum getir, "Lagipula semua udah terjadi. Bakat keras kepala mama menurun kuat sama kamu."
"Itu artinya mama ijinin aku pergi ke Roma?"
"Apa mama punya pilihan untuk menahan kamu?"
"Ma! Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan." gerutu Camelia.
Kali ini, mama-nya menangkup pipi puteri bungsunya tersebut. Bola matanya bergulir merekam setiap figur di wajah anaknya yang sebentar lagi akan pergi meninggalkannya lagi. "Mama tahu kamu butuh waktu untuk menyembuhkan hati. Kalau pergi adalah jalan terbaik, maka lakukanlah. Hingga tiba waktunya siap maka segera kembalilah. Jangan buat orang yang serius padamu menunggu terlalu lama."
"M-maksud mama?"
"Dia pria yang baik, sayang."
🌸🌸🌸
Perkataan mama-nya terngiang bahkan ketika Camelia sekarang duduk menunggu pesawat yang akan membawanya jauh melintas benua. Iya, Camelia tahu kalau Dimas adalah pria yang baik --terlalu baik malahan. Dan pria baik cocoknya bersama dengan wanita yang sama baiknya --bukan dirinya wanita jahat yang gemar menyakiti hati orang.
Omong-omong soal yang baik dan jahat... kenapa si couple sengklek itu tak mengantarnya ke bandara?! Nayla serius dengan ucapannya. Apa yang mereka perbuat itu... jahat!! Rasanya ia ingin menangis meraung karena kepergiannya tak diantar orang-orang kesayangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia Blooms [Completed]
Romance[PART LENGKAP] Berawal dari pertemuan tak sengaja di satu musim semi hingga takdir terus bergulir membawa rangkaian kisah rumit yang tak terduga, menghadirkan tawa dan tangis disertai taburan rasa yang perlahan memekarkan cinta diantara dua insan ya...