--Follow penulisnya, votement ceritanya
🌸🌸🌸
Camelia hanya memelototi layar putih komputernya yang masih bersih tanpa cela. Padahal untuk beberapa waktu yang singkat, di kepalanya berseliweran berbagai keinginan yang sialannya sekarang malah sembunyi di sudut-sudut otaknya. Jari-jarinya mengetuk mouse tak beraturan. Sesekali ia melirik kertas yang berisi pengajuan Dimas dengan hati berkecamuk.
"Tinggal tulis aja your final dream, susah amat." celetuk Nayla yang asik dengan es krim-nya.
"Hah... Nay, hidup gue kok gini amat ya. Nikah harus pake perjanjian segala."
"Ya kalau gak mau tinggal kawin serius aja."
Dengan geram Camelia melemparkan pensilnya tepat ke kepala Nayla, membuat korbannya mengaduh sampai mengumpatinya. "Nikah pe'a!" ralatnya. "Gue juga masih pengen berumah tangga atas dasar cinta, Nay."
"Kan kata pujangga 'cinta datang seiring berjalannya waktu', coba aja lo buktiin bener apa nggaknya."
"Ini bukan eksperimen buat coba-coba. Pernikahan itu sakral dan suci, gue gak mau mengorbankan hal yang seharusnya sekali seumur hidup ini dengan main-main."
"Ya lu maunya apa? Seenggaknya lo ada ketertarikan sama itu duren 'kan?"
Camelia memutar bola matanya, "Tertarik kalo lagi gak kesurupan jin ifrit."
"Gue gak ngerti lagi sama lo, Lia. Kalau udah tertarik ya jalanin aja. Namanya juga rumah tangga, kita musti nerima plus minus-nya pasangan kita."
"Sok maha tahu, lo sendiri sama si nano-nano gimana?"
Disinggung perihal cowok somplak itu tak ayal membuat suapan es krim-nya hanya menggantung di udara kosong. Paham atas situasi, Camelia pun menenangkan.
"Ululu, makan-makan lagi es krim-nya, curhatnya sambil makan es krim aja."
"Gak lucu." Ia benar-benar kehilangan selera.
Camelia pun menghampiri Nayla, lalu ia memberikan pelukan yang menenangkan meski berulang kali Nayla berusaha berontak dan mengelak dari pelukan Camelia, namun lama-lama luluh juga dia hingga tak terasa setitik air mata lolos tanpa bisa ia cegah.
"Sebenernya si Nando itu serius gak sih sama gue? Perasaan dari dulu gue mulu yang berkorban, gak pernah sekalipun dia bersikap dewasa. Lama-lama gue capek, Lia. Kalau gak ada pikiran ke hubungan yang lebih serius ya lepasin gue, gak bisa gue diginiin terus."
Semua unek-unek yang mengganjal di hatinya ia keluarkan hingga membuat dadanya rasanya mulai nge-plong. Camelia masih mengusapi lengan atas Nayla dengan lembut.
"Emang dasar bocah gendeng, hidupnya ngaco, gak pernah serius, doyan main-main. Keterlaluan dia."
Sontak Nayla menjauhkan tubuhnya, ia memelototi Camelia tajam. Cukup lama hingga membuat Camelia gelisah, "Apa? Lu mau ngajak kontes melotot?"
"Yang pantas caci maki dia cuman gue!" bisiknya di sela-sela gigi yang terkatup rapat.
Tanpa sadar Camelia menjauhkan tubuhnya, ngeri melihat Nayla yang mengaktifkan mode hyena musim kawinnya. "Oke... oke, gak lagi."
Tatapan Nayla mulai melembut, tanpa mampu menyembunyikan gurat kesedihan. "Kemarin sebelum balik, gue meminta untuk yang terakhir kalinya supaya dia segera resign. Gue meyakinkan dia kalau dia itu berbakat dan ga menutup kemungkinan dapet kerjaan di sini. Tapi dia malah diem aja, sampe gue muak. Jadinya gue pulang tanpa kasih tahu dia. Bahkan wa-nya pun gue block, tauk dah dia ada nge-dm apa nggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Camelia Blooms [Completed]
Romansa[PART LENGKAP] Berawal dari pertemuan tak sengaja di satu musim semi hingga takdir terus bergulir membawa rangkaian kisah rumit yang tak terduga, menghadirkan tawa dan tangis disertai taburan rasa yang perlahan memekarkan cinta diantara dua insan ya...