30. Sentuhan Bermata Dua

1.8K 201 7
                                    

Sentuhan Bermata Dua


Menghilangnya matahari dibalik garis hingga terbitlah bulan yang sinarnya menghangatkan dan mencerahkan, menandakan kehidupan malam dimana manusia kembali mengulas hidup mereka dalam sehari ini.

Mengingat kembali apa saja yang ia sudah lakukan dan apa saja yang harus ia lakukan untuk esok hari. Malam adalah waktu terbaik untuk manusia memikirkan kembali hidupnya. Untuk sebagian orang tentu saja.

Tapi untuk dua manusia ini, entah itu mau malam ini atau malam di esok harinya. Yang pasti, malam ini adalah malam terbaik dari dua puluh tahun yang telah berlalu  atau tiga belas tahun mendatang.

Wei WuXian masih mengenakan seragam pengantinnya, terduduk di atas kasur lembut dalam JingShi. Bahkan mereka diperbolehkan untuk menempati JingShi untuk hari ini. Wajahnya masih tertutupi oleh kain merah, menunggu untuk pasangan membuka kain tersebut.

Angin kencang dari malam hari, suara jangkrik, burung hantu, ataupun hewan malam lain menemaninya di dalam ketersendiriannya ini. Hingga tak lama, langkah kaki terdengar, suaranya langkahnya yang lembut dan berirama, tidak ada tindakan tergesa-gesa dalam gerakannya. Suara itu makin mendekat, menuju ke arahnya.

Sepasang tangan dirasa memegang kain merah penutup wajah itu. Dan tak lama, tangan tersebut bergerak menjauh dengan menjimpit kain tersebut hingga kain itu tertarik dan menunjukkan wajah di balik kain itu.

Tidak ada riasan mahal ataupun elok di parasnya. Hanya dipoles sedemikian rupa hanya agar memenuhi standar suatu pernikahan. Tapi bentuk wajahnya yang sempurna, bibirnya yang merah delima, dan iris kelabunya sudah cukup untuk membuat Lan WangJi jatuh kepadanya bahkan jika polesan itu tidak maksimal.

Wajahnya yang begitu rupawan mungkin akan membuat semua gadis ataupun lelaki di luar sana menyukainya namun raut wajah itu bahkan tidak bisa sebagai pelangkap dalam ketampanannya. Air mata terbendung, dibarengi dengan senyuman yang entah itu membahagiakan ataupun menyedihkan.

Yang manapun, membuat Lan WangJi yang melihatnya tidak bisa untuk tidak tahan menyeka air mata itu. Jarinya menyentuh mata Wei WuXian, menyentuh air mata itu untuk menghilangkannya.

“Apa kau bahagia seperti ini?”

Itu Wei WuXian yang berbicara.

Dengan warna pakaian yang sama dikenakannya juga pada Lan WangJi dengan pita dahinya yang juga berwarna merah. Ia mengambil jari tangan Wei WuXian, mendekatinya pada wajahnya sendiri. Bisa dirasakan rasa dingin namun menghangatkan saat bibirnya menyentuh jari tangannya. Ia pun berjongkok dengan kaki kanan tegak, merendahkan dirinya di hadapan Wei WuXian yang masih terduduk di atas kasur.

Iris emasnya menatap lekat iris kelabu Wei WuXian. Hingga tak lama, senyuman tipis yang jarang sekali ia tunjukkan kepada orang di luar sana. Hanya untuk orang di depannya lah yang bisa melihat ini, melihat raut bahagia dari Lan WangJi.

Will You Remember Me? |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang