11. Kejujuran

1.9K 209 5
                                    

Kejujuran

“Wei WuXian!!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wei WuXian!!!”

“Enyahlah…”

“Heyy…Kau tidak bisa seperti itu.”

“Enyahlah…”

“Baik. Tak ada arak untukmu.”

“Ahh… Baik-baik. Lan Zhan…”

“Dia tidak ada. Cepatlah turun. Kau merepotkanku saja.”

“Singkirkan dulu anjing itu.”

“Syuhh,,syuhh…Lihat dia sudah pergi. Cepat turun sini dan bantu aku.”

Wei WuXian pun turun dari pohon setinggi 5 kaki yang ia panjat.

“Aku belum pernah melihat orang yang begitu takutnya dengan anjing. Kau lihat setinggi apa pohon itu! Aku sempat mengira kau itu monyet bukan manusia.”

“Hao An…Kalau ada anjing lagi, aku tidak mau mengikuti apa yang kamu suruh.”

“Hahaha…Iya maaf-maaf. Cepat bantu aku. Kalau tanamannya keburu dimakan hama, kau yang akan aku salahkan.”

“Cuihh..”

Wei WuXian dan gadis yang dipanggil Hao An sedang memetik jagung yang siap panen. Gadis yang mempunyai nama Hao An itu adalah anak bungsu dari Tuan Hao yang memberikan ia dan Lan WangJi rumah dan pekerjaan. Gadis yang mereka temui saat akan bertemu dengan Tuan Hao itu adalah dia.

Sudah dua minggu ia dan Lan WangJi menetap di kota QingYang ini. Ia suka dengan bagaimana sikap orang-orangnya yang ramah dan apalagi makanan-makanan enak yang bisa ia dapatkan. Setidaknya ia sudah bisa mengetahui sedikitnya 30 macam sayuran dan apa saja yang tidak baik untuk dimakan. Ia hanya bisa termenung dan memikirkan bagaimana perutnya sendiri bisa kuat menahan dirinya yang memakan apa saja selama tiga tahun kemarin.

Ia juga tidak melakukan lagi hal-hal yang biasa ia lakukan selepas ia keluar pertama kali dari rumahnya. Hanya ia merasa aneh, karena mereka biasanya akan menegur jika ia lama dalam mengerjakan tugasnya yang diperintahkan keluarganya itu. Tapi sudah dua minggu mereka tidak menegurnya yang mungkin mereka sudah cukup dan tidak menyuruhnya untuk ini-itu lagi, itulah yang Wei WuXian pikirkan.

“Hao An… Mana arak yang kau janjikan?” Wei WuXian pun meletakkan setumpuk Jagung yang telah ia panen di altar rumah Tuan Hao ini.

“Nanti sebelum matahari terbenam. Kau ke rumahku saja. Akan aku siapkan khusus untukmu.” Hao An pun tersenyum karena Wei WuXian membantu pekerjaannya yang seharusnya dilakukan Hao An sendiri dengan balasan ia akan memberikan arak kepada Wei WuXian.

Setelah itu, Wei WuXian pun pulang ke rumahnya dan Lan WangJi. Saat ia membuka pintu rumahnya, harum dari masakan yang baru saja matang itu memasuki penciumannya. Mungkin Lan WangJi baru saja selesai memasak.

Will You Remember Me? |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang