Memang benar kamu itu menyebalkan. Bahkan lebih menyebalkan dari pada yang lalu-lalu.
-Amanda Talitha
•••
Deg
Pintu gerbang belum tertutup namun ada seseorang yang menatap Manda dengan tajam.
Manda ragu untuk melanjutkan langkahnya.
"Amanda Talitha kelas XI MIPA 1, telat 30 menit, hukuman berdiri di tengah lapangan sampai jam pelajaran selesai. Oke!" Lelaki yang sedari tadi sibuk menulis nama Manda di buku tebalnya.
Sialan Deva!
Ya benar! Lelaki yang sedang berdiri itu adalah Deva. Salah satu pengurus OSIS paling menyebalkan menurut Manda.
"Sejak kapan OSIS nulis siapa aja yang telat dan hukumanya?" Manda bertanya heran.
Baru kali ini OSIS melakukan kegiatan seperti itu. Mencatat setiap siswa yang telat dan memberi hukuman.
Deva meringis mendengar pertanyaan Manda.
"Ngga usah banyak tanya, sekarang juga kamu ikut saya ke tengah lapangan dan berdiri ditengahnya sekarang juga!" Ucap Deva dengan nada tingginya, matanya masih menatap tajam Manda.
"Ngga mau!" Manda mencoba memberi penolakan, namun gagal juga.
Deva menarik pergelangan tangan Manda menuju ke arah lapangan besar. Awalnya Manda mencoba berontak namun cekalan tangan Deva terlalu kencang. Apa boleh buat, Manda harus mengikuti apa kemauan Deva si menyebalkan itu.
"Kaki kanan di angkat dan jangan lupa kedua tangan memegang telinga!" Perintah Deva pada Manda.
Manda tak langsung menuruti perintah Deva, ia terus saja berdiri dengan kedua kaki dan tangan disamping.
"Lakukan atau saya.." Bentak Deva lagi namun menggantungkan kalimatnya sembari berfikir "jadikan kamu budak saya!" Deva melanjutkan kalimatnya.
Deva gila!
Manda mengernyitkan dahinya mendengar ancaman dari Deva. Jadi budak? Apakah Manda akan di perintah-perintah semau Deva? Manda sudah bergidik ngeri membayangkan itu semua terjadi.
Dengan sangat terpaksa Manda melakukan apa yang menjadi perintah Deva.
Deva tersenyum sinis melihat Manda lalu meninggalkanya seorang diri ditengah lapangan yang luas.
•••
Bel istirahat menggema di seluruh gedung sekolah. Seluruh siswa keluar berhamburan. Dan Manda masih berdiri ditengah lapangan. Sialnya, Manda harus rela menjadi tontonan siswa lain karena insiden telatnya Manda lalu dihukum ditengah lapangan.
Kini giliran Ghea yang datang menghampiri Manda. Ia membawakan sebotol air mineral untuk Manda dan hendak mengulurkanya untuk Manda. Namun tanganya terasa ditahan oleh sesuatu, botolnya direbut oleh seseorang dibelakangnya.
Manda mengeraskan rahangnya melihat siapa yang mengambil jatah minum untuknya.
Deva Sanjaya!
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Roman pour AdolescentsSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...