"Ternyata kita benar-benar jauh yaa. Padahal aku masih berharap supaya kita kaya dulu lagi."
-Deva Sanjaya
•••
Angin malam menusuk-nusuk tulang Manda. Ia duduk sendiri sambil menatap bulan yang bersinar. Seperti biasa ditanganya sudah ada coklat panas yang sengaja diseduh untuknya.
"Ngomong atau ngga yaa?" Tanya Manda pada dirinya sendiri.
[Janji pada Rarra]
Rarra membisikkan permintaan pada Manda, yang Rarra mau adalah Manda dapat melakukan secepatnya."Bilang ke Deva kalau kamu nyesel deket sama dia. Kamu ngga bakal mau lagi masuk ke kehidupan Deva, karena kamu lebih nyaman sama duniamu sendiri. Jangan lupa bilang juga ke Deva kalau kamu udah lupain dia, dan minta ke Deva supaya jangan sering mikirin kamu karena kamu sama sekali ngga pengin Deva balik," Ucap Rarra.
Manda menelan ludahnya. Permintaan Rarra begitu menyakiti Manda. Bagimana bisa Manda mengucapkan sesuatu yang tidak dia rasakan? Justru akan lebih membuat Manda tak dapat memaafkan diri sendiri.
"Gimana?" Tanya Rarra meminta kesepakatan.
"Gila kamu yaa, kak?" Gumam Manda, ia tak ingin mengiyakan namun Ghea menjadi taruhanya.
"Ingat Ghea! Kamu mau Ghea kenapa-kenapa?" Ancam Rarra yang semakin membuat Manda geram.
Manda menghela nafasnya panjang-panjang. Hatinya dirundung kebingungan.
"Jawab!" Bentak Rarra.
"Okay!" Akhirnya Manda mengiyakan.
Rarra tertawa puas tanda kemenangan. Manda harus merelakan perasaanya demi Ghea.
Perih yang Manda rasa, namun ia tak dapat berbuat apa-apa.
Manda menunduk tak berdaya, tanganya ditarik oleh Rarra menuju keberadaan Ghea.
[End]
Manda kembali mengingat permintaan Rarra.
"Kak Rarra kenapa sih? Kan udah jelas-jelas aku jauhin Kak Deva, masih aja ada permintaan. Mana Ghea yang jadi bahan taruhan lagi," gumam Manda sendirian.
Ponsel yang diletakkan di atas meja bergetar, Manda langsung membuma siapa yang mengiriminya pesan.
"Mak Deva?" Ucap Manda.
Kak Deva
Ngga ada niatan buat kasih semangat ke saya?Manda membaca pesan yang Deva kirimkan. Tiba-tiba hatinya bergemuruh. Ingin sekali memberikan semangat namun kenyataan membuat Manda geram.
"Pengin banget, kak. Tapi..." Manda berpikir bahwa kini waktu yang tepat baginya mengatakan sesuatu yang diminta Rarra.
Manda
Pertama, semangat!
Maaf kak, saya mohon jangan chatting lagi. Saya benar-benar ngga mau hubungan sama Kak Deva. Mending Kak Deva ngurusin ujian aja, ngga usah mikirin saya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...