Lalu aku harus menerima dengan ikhlas atau mencoba membalas?
-Rarra Raditya
•••
Hampir satu hari Nusa Bangsa ramai dengan kegiatan perayaan ulang tahun sekolah. Dan malam ini adalah puncaknya. Panggung sudah berdiri megah ditengah lapangan basket yang luas. Di panggung itulah tempat bekreasi siswa berbakat dan ingin menghibur masyarakat sekolah. Sekolah sudah ramai dengan siswa dengan ketentuan pakaian atasan hitam dan bawahan berwarna putih, lalu dapat berdandan sesuka ria. Para kaum hawa dapat mengkreasikan rambutnya dengan model apapun, dan kaum adam dapat mengenakan model baju trend apapun. Malam ini adalah malam untuk senang-senang.
Kabarnya, Deva juga ingin turut tampil di panggung megah itu. Meskipun ia bersama teman OSIS nya sibuk mengurus banyak hal, Deva tetep ngebet untuk tampil didepan.
"Haii Kak!" Sapa Manda pada Deva yang sedang berdiri megawasi seluruh siswa yang datang.
"Eh kamu. Nanti saya mau tampil, dan kamu kudu banget liat yaa!" Kata Deva.
"Ohya? Tampil apa? Joged kah?" Ledek Manda pada Deva.
"Ngarang kamu yaa! Tunggu aja nanti.." Ucap Deva dengan penuh keyakinan.
Malam itu Manda terlihat sangat berbeda. Kaos putih oversize yang ia kenakan memberi kesan berbeda pada Manda. Celana jeans berwana hitam dan sepatu berwarna putih ia kenakan. Rambutnya dibiarkan terurai sebahu dengan poni tipis andalanya. Tentu saja Manda begitu sangat menarik.
"Tumben pake oversize haha" Ledek Deva yang sedari tadi meneliti apa yang beda dari Manda.
"Yaa kan suka-suka saya mau pakai baju apa." Jawab Manda dengan menjulurkan lidahnya pada Deva.
"Hmmm" Balas Deva.
Kini giliran Manda yang menelusuri penampilan Deva. Mengenakan kaos putih dan celana berwana hitam, rambutnya sedikit acak-acakan. Mungkin rambut acak-acakan itu adalah gaya andalan lelaki. Memang benar kata orang. Ketika lelaki mengenakan kaos putih polos dan rambut yang sedikit berantakan itu memang terkesan lebih.... lebih tampan, hehehe.
"Kenapa kamu liatin saya terus? Saya ganteng?" Ledek Deva yang sadar sedang di tatap terus menerus oleh Manda.
"Haa!!" Manda memutarkan bola matanya kesal karena ketauan menatap Deva. Namun dalam hatinya selalu berucap bahwa Deva malam ini begitu mempesona. Pantas saja banyak wanita tergila-gila, dan entah kenapa Manda baru sadar malam ini akan ketampanan Deva.
"Deva dipanggil sama Edo tuh" Ucap salah satu siswa pada Deva.
"Hah ngapain? Oke makasih." Balas Deva lalu ia pergi meninggalkan Manda tanpa pamit. Karena jika sudah berurusan dengan Edo, Deva tak mau telat sedikitpun.
Tinggal kini Manda sendiri menatap punggung Deva yang semakin hilang, hingga akhirnya ada Ghea yang baru sampai dan sudah berdiri di sebelah Manda.
•••
Penampilan demi penampilan sedang dinikmati oleh seluruh siswa Nusa Bangsa. Banyak yang bernyanyi ria, ada juga yang berjoged, dan banyak juga yang duduk santai sambil menikmati sajian malam di panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...