BAGIAN 19

28 14 19
                                    

Kok bisa orang itu muncul lagi? Saya kira orang itu sudah mati!

-Amanda Talitha

•••

Manda sedang duduk bersantai di ruang tengah sambil menonton acara tv kesukaanya. Ray sedang tak ingin diganggu karena ia sibuk dengan bukunya. Esok Ray akan ulangan. Sedangkan ibu sedang asik menyiram tanaman hias bersama pembantu rumah dibelakang. Kini tinggal Manda sendiri yang menonton tv diruang tengah.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar nyaring ditelinga Manda.

"Siapa sih sore begini ke malah main kerumah orang." Gerutu Manda seraya beranjak menuju depan rumah.

"Nyari siapa?" Kata Manda.

Deg!

Ternyata yang sedang berdiri didepan Manda kini adalah ayahnya. Sosok yang belum usai Manda benci, masih tersisa berjuta luka dan kecewa karena tega membuat ibunya tersakiti.

"Ibu kamu mana?" Tanya ayah sinis.

"Ada urusan apa?" Manda juga balik bertanya dengan nada tak kalah sinis.

"Lah memang kalau saya ingin tau kabar keluarga ini salah? Lupa dulu saya pernah memberikan biaya untuk kalian? Biaya makan, sekolah, dan kebutuhan sehari hari. Kamu lupa?!" Desak ayah dengan nada yang tinggi.

Karena terdengar riuh perdebatan diluar, ibu langsung menghampiri Manda dan laki-laki yang amat dibencinya.

"Nah ini yang saya cari, kabarnya bagaimana? Baik atau burukkah setelah saya tinggalkan?" Tanya ayah dengan sedikit tertawa meremehkan.

"Sialan! Kalau anda kesini cuma mau bikin masalah dengan keluarga saya, lebih baik jangan pernah lagi datang kerumah ini!" Bentak Manda. Emosinya sudah tak bisa ia tahan.

"Sudah Mand, kita masuk saja." Ajak ibu namun laki-laki itu terus memancing emosi Manda dengan kalimat-kalimatnya.

"BRENGSEKK!!!" Bentak Manda semakin marah.

Beberapa detik kemudian ada lelaki yang datang dengan membawa seplastik camilan. Lelaki itu adalah Deva. Otomatis mata Manda dibuat terbuka lebar melihat kedatangan Deva. Lagi-lagi Deva yang menyaksikan kegaduhan di rumah Manda.

"Kak Deva?" Kata Manda heran.

"Bapak ini lagi?" Deva mengarahkan jari telunjuknya pada ayah Manda. Eh tunggu, maksudnya mantan ayah Manda.

"Ngga sopan kamu yah! Ngga nyangka kalau mantan anak saya yang katanya suci ini punya teman ngga sopan kaya kamu!" Ucap laki-laki itu membuat Deva juga ikut marah.

"Maksud bapak apa?" Deva mencoba untuk bertanya dengan kepala dingin.

"Kamu anak tidak sopan! Apa kurang kerasa saya bilang kalimat barusan?" Bentak laki-laki jelmaan iblis itu.

Manda semakin geram, hatinya seolah teriris-iris karena laki-laki didepanya itu membuatnya naik pitam. Orang yang dulu pernah ia sebut ayah ternyata berhati iblis. Lebih buruk daripada penjahat. Omongan adalah senjatanya untuk membuat Manda dan yang lainya marah.

One ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang