Bukanya jika sudah menjadi milikku orang lain tak berhak untuk mengambil?
-Rarra Radintya
--
Malam kembali datang. Di tempat yang sama yaitu balkon kamarnya Deva duduk sendirian. Kembali ia pegang buku catatan milik Manda.
"Semakin dalam aku membaca, aku semakin penasaran. Kamu itu sebenarnya seperti apa?" Ucap Deva lirih.
Deva terus membuka lembar demi lembar kertas didalamnya. Banyak sekali curahan rasa senang, sedih, kecewa didalamnya.
Ketika aku menerima kenyataan yang sama sekali tak pernah ku kira. Memiliki orang tua yang lengkap namun tidak dengan ketulusan kasih sayang. Tentunya laki-laki yang aku panggil ayah. Sepertinya sama sekali tak memberikan tulusnya kasih sayang. Kapankah aku akan bahagia?
Halaman ke-25 buku catatan milik Manda. Deva termenung ketika kembali mengulang kalimat yang Manda tulis. Kalimat itu sepertinya menyiratkan perasaan yang teramat kecewa. Sedih, benci, kesal, semuanya sedang dirasakan oleh Manda.
"Kamu itu terlalu misterius bagiku. Jika bertemu langsung, kamu terlihat biasa saja. Namun tak disangka sepertinya kamu menyimpan beban yang berat." Ucap Deva dalam hatinya.
•••
Lain halnya yang terjadi di kamar Rarra. Wanita yang katanya sudah menjadi pemilik hati Deva sedang terlihat marah. Mengingat kejadian tadi di kantin sekolah membuat emosi Rarra naik turun.
"Deva itu milik aku! Dan siapapun ngga boleh deket sama Deva!"
"MANDA! AWAS AJA!"
Rarra berfikir kalau Manda lah yang akan menjadi pengrusak hubunganya dengan Deva. Dengan cara apapun pokoknya Manda tidak boleh sedikitpun dekat-dekat dengan Deva, Rarra harus mencari cara.
Rarra menutupi wajahnya dengan bantal. Pikiranya sedang tidak baik-baik saja. Ketakutan jika suatu saat Deva menjadi milik lainya. Pokoknya dalam hati Rarra tidak tidak boleh siapapun merusak hubunganya, Rarra harus lebih waspada.
"Telfon Deva! pokoknya aku harus telfon Deva." Kini Rarra melempar bantal yang tadi menutupi wajahnya dan beralih mengambil ponsel disamping kepalanya.
Deva Sanjaya♡
Ketika akan menyentuh tombol call tiba-tiba Rarra teringat sesuatu.
Jangan pernah kekang aku untuk dekat dengan siapapun. Aku juga ngga akan kekang kamu dekat dengan siapapun. Ingat itu!
Kalimat itu terus mengitari ingatan Rarra, ia teringat bahwa kala itu pernah mengikat perjanjian dengan Deva supaya tidak pernah mengekang Deva untuk dekat dengan siapa saja.
"Tolol banget si kamu Rarra!" Keluh Rarra.
"Kenapa kamu iyakan coba permintaan Deva?"
Rarra sepertinya sedang dihantui rasa ketakutan.
•••
Manda sudah siap dengan seragam rapi yang dipakainya. Ia langsung turun ke ruang makan, niatnya hanya untuk minum segelas susu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...