Yang terpenting adalah sahabat. Soal perasaan? Tenang saja, itu masalah gampang.
-Amanda Talitha
•••
Bel istirahat menggema diseluruh gedung SMA Nusa Bangsa. Dengan cepat Deva beranjak dari kursinya hendak menuju ruang OSIS. Istirahat kali ini akan diadakan rapat dadakan. Entah akan membahas apa namun seluruh pengurus OSIS harus datang tepat waktu. Sambil terus melangkahkan kaki Deva mencoba mengirim pesan untuk Manda.
Deva
Saya ada rapat dadakan, di kantin hati-hati yaa wkwkSend
Deva terkekeh ketika membaca ulang pesan yang dikirim kepada Manda. Hati-hati katanya. Ke kantin saja harus hati-hati apalagi jika Manda pergi ke tempat lainya.
Ruangan yang Deva tuju sudah terlihat, ia terus mempercepat langkahnya karena tak ingin telat dan mendapat omelan dari Edo si ketua OSIS. Hampir selangkah lagi Deva masuk ke ruangan tersebut, namun ia mengurungkan niatnya karena ada seseorang yang mencekal tangannya.
Deva membalikkan badan dan melihat siapa yang berani mencekal tanganya tiba-tiba. Dan ternyata orang itu adalah Rarra.
"Apaan Ra?" Tanya Deva ketus.
"Aku bakal jamin, cepat atau lambat kamu ngga akan bisa deket lagi sama Manda!" Jawab Rarra dengan kalimat ancaman.
Deva mencoba mencerna kalimat yang Rarra ucapkan. Maksud Rarra apa?
" Awas kalau kamu aneh-aneh ke Manda! Aku ngga bakal tinggal diam!" Kata Deva.
"Terserah! Kalau kamu ngga bisa terus jadi pacar aku, orang lain juga ngga boleh deket sama kamu! Apalagi jadi pacar kamu!" Ucap Rarra lagi yang semakin membuat Deva geram.
"Deva..." Tiba-tiba dari dalam ruangan ada yang memanggil Deva. Mungkin obrolan antara Deva dan Rarra sedikit terdengar sampai dalam ruangan karena kondisi pintu yang sedikit terbuka.
Mendengar namanya terpanggil, akhirnya Deva memilih untuk meninggalkan Rarra dan masuk kedalam ruangan yang dituju.
"Ngga ada yang boleh deket sama kamu Dev!" Gumam Manda sambil terus menatapi pintu yang sudah tertutup. Tak ingin membuang waktu lama Rarra berjalan menuju tempat menjalankan misinya. Rarra sudah menyusun rencana untuk kembali membuat Manda kapok hingga akhirnya memilih untuk menjauhi Deva.
•••
Siang ini kantin begitu ramai. Hampir setiap sudutnya penuh dengan kerumunan manusia. Hal ini mengakibatkan Manda dan Ghea tak mendapatkan celah untuk duduk bersandar. Hingga akhirnya mereka memilih untuk memesan nasi paket dan sebotol air mineral.
"Gerah banget, mana harus ngantri lagi" Keluh Ghea sambil mengibaskan tanganya ke arah kepalanya yang penuh akan keringat.
Manda tersenyum melihat sahabatnya kini merasa gerah. Dahinya penuh keringat yang menetes. Kantin yang ramai begitu membuat udara disana minim.
"Ini pesananya, selamat menikmati.." Kata si penjual kantin ramah mengulurkan dua kotak nasi paket dan dua botol air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...