BAGIAN 28

18 4 2
                                    

Satu kata: kita telah usai.

-Amanda Talitha

•••

Hari terus berlalu, namun hubungan Deva dan Manda belum juga akur. Hingga di hari terakhir Deva ujian, Manda sama sekali tak membalas pesan yang Deva kirimkan.

Kini Deva memilih untuk mengitari pusat kota bersama motor kesayanganya. Tanpa sadar sudah hampir 1 jam Deva terus melajukan motornya tanpa tujuan.

"Baru jam 2 siang," gumam Deva setelah melihat jam ditanganya.

Sepertinya Deva begitu menikmati perjalananya. Gairah untuk pulang sama sekali hilang. Semangat yang biasanya membara sirna beberapa hari lalu. Hingga hari ini, sedih itu tak kunjung reda.

"Sebenarnya apa alasan kamu sih?" Tanya Deva seolah ada Manda didepanya. "Boleh ngga sih kita kaya dulu lagi?" Tanya Deva lagi.

Deva terus malajukan motornya tanpa tujuan. Bolak-bakik mengitari jalanan kota membuat Deva sedikit lebih nyaman. Meskipun pikiranya masih tetap tertuju pada Manda, namun setidaknya ada sedikit pelipur untuk Deva yaitu perjalanan sorenya.

Hingga tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar. Deva terpaksa untuk menepikan motornya dan berhenti sejenak.

"Mamah?" Ucap Deva setelah melihat nama mamahnya yang menelfonya.

"Halo, mah. Ada apa?" Tanya Deva mengangkat ponselnya.

"Deva kamu dimana? Udah sore kamu belum pulang?" Tanya mamah.

"Bentar lagi Deva pulang, oke mah," ucap Deva langsung mematikan ponselnya.

Deva menghela nafas panjang. Sebenarnya malas sekali untuk pulang ke rumah. Namun mamahnya sudah khawatir sampai menelfonya. Mau tak mau Deva harus cepat pulang.

Kenbali Deva melajukan motornya menuju jalan rumahnya. Di pertengahan jalan, Deva menangkap sosok yang sepertinya ia kenal. Seseorang bertubuh tegap dengan jas berwarna hitam itu merangkul mesra wanita yang sama sekali tak Deva kenali.

"Ayahnya Manda kan?" Ucap Deva coba menebak dari kejauhan.

Deva menepikan motornya kembali. Matanya terus mengikuti kemana arah ayah Manda pergi bersama wanita itu.

"Aku harus ngomong sama cowok brengsek kaya dia!" Ucap Deva langsung turun dari motornya dan berjalan menuju ayah Manda.

Semakin Deva mendekati ayah Manda, semakin jelas pula ayah Manda berbincang mesra dengan wanita lain.

"Oha jadi inu kelakuan sosok yang katanya suci?!" Ucap Deva mengagetkan ayah Manda, begitupun dengan wanita yang sedang berdiri dihadapan ayah Manda pun ikut kaget.

"Maksud kamu apa?!" Tanya ayah Manda mulai naik pitam.

"Saya ngga nyangka, orang sebaik Manda dan ibunya pernah kenal sama lelaki seperti bapak!" Ucap Deva lagi yang membuat ayah Manda marah.

"Saya dan keluarga Manda sudah tidak ada hubungan sama sekali! Jadi jangan coba-coba kamu ikut campur urusan saya ataupun Manda!" Bentak ayah Manda.

One ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang