Anda begitu melukai hati ibu saya! Tolong pergi jauh dari kehidupan saya dan ibu saya!
-Amanda Talitha
•••
Sampai juga Manda di halte dekat rumahnya. Dengan cepat ia turu dari bis dan berlari agar cepat sampai di rumahnya.
"Huft huft huft" Nafas Manda terdengar ngos-ngosan. Ketika gerbang rumahnya sudah terlihat, ia berhenti terlebih dahulu sambil menetralkan detak jantung yang berdegup cepat karena berlari cukup kencang.
"Baiknya tanya ke ibu atau ngga yaa?" Tanya Manda pada dirinya sendiri. Ia takut jika pertanyaanya membuat ibu sakit hati.
Akhirnya Manda memutuskan untuk bertanya saja pada ibunya dan meminta kejelasan. Manda melanjutkan langkahnya memasuki gerbang rumahnya.
"Baru pulang neng?" Tanya satpam rumahnya yang sedang duduk santai di pos satpam.
"Iya pak." Jawab Manda ramah.
Manda terus melangkahkan kakinya dan mencari keberadaan ibunya.
"Jam 3, berarti ibu lagi di dapur!"
Manda langsung berlari menuju dapur rumahnya dan benar, ibunya sedang menyiapkan masakan untuk makan malam nanti.
"Ibu!" Panggil Manda.
"Eh sayang udah pulang?"
"Ibu, Manda mau nanya sesuatu." Ucap Manda.
"Apaa?" Tanya ibu pada Manda, lalu dekat sudah jarak antara ibu dengan anak itu.
Manda diam dulu sebentar, ia berpikir apakah pertanyaanya itu dapat menambah pikiran ibunya?
"Mandaa?" Pangil ibu lirih.
"Tadi Manda liat ayah pergi sama wanita lain, tapi Manda ngga kenal wanita itu siapa." Jelas Manda pada ibunya.
Deg! Jantung ibu terasa berhenti sejenak.
Wanita? Siapa dia? Batin ibu berkata demikian. Manda yang sadar akan perubahan mimik ibunya itu langsung memeluk erat tubuh ibu yang amat ia sayangi.
"Ibu tenang saja, Manda yakin kok wanita itu cuma... ah sudahlah bu, Ibu jangan mikir macam-macam. Maafin Manda yaa bu?"
Ibu membalas pelukan dari anaknya. Ada kehangatan yang menjalar disekujur tubuh Manda. Pelukan dari ibunya adalah rasa yang paling ia sukai. Sedangkan ibu? Pikir ibu melayang mengingat pertengkaranya semalam dengan ayah, dan kedua anaknya sama sekali tidak mengetahui bahwa orang tuanya sering bertengkar setiap malam. Hanya saja kamar ibu dan ayah jauh dari kamar kedua anaknya, maka dari itu suara cek cok mereka tak terdengar sampai ke telinga anak-anaknya.
[Malam Hari]
"Sekarang mau kamu apa?" Tanya ayah dengan nada tingginya. Didekatkanya wajah ayah di depan wajah ibu, mereka bertemu tatap. Sebulir air mata jatuh dari mata ibu, sorot matanya penuh akan luka.
Ibu hanya diam. Sedang ayah terus mencari-cari kesalahan ibu, apalagi mencari-cari kesalahan Manda, itu adalah kebiasaan ayah.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...