BAGIAN 22

23 7 1
                                    

Kini tinggalah aksara yang menceritakan tentang kejauhan kita.

-Deva Sanjaya

•••

Lampu tidur sudah menyala namun si pemilik kamar belum juga memejamkan matanya. Pikiranya masih tentang kalimat ancaman siang tadi. Ghea atau Deva?

Manda bangun dari posisi tidurnya dan bersender pada sandaran ranjangnya. Kakinya ia tekuk lalu ia dekap erat-erat.

"Kalau aku lebih mentingin perasaan pasti Ghea ngga aman. Kalau aku lebih milih Ghea nanti perasaan itu mau digimanain?" Tanya Manda pada dirinya sendiri.

Ghea atau Deva?

Ghea atau Deva?

Ghea atau Deva?

Pertanyaan itu terus muncul dipikiran Manda. Berulang kali dipertanyakan namun belum juga mengambil keputusan yang tepat.

[1 tahun yang lalu]

Suara tawa seluruh siswa Nusa Bangsa terdengar riuh. Ada satu siswa baru yang sedang dijadikan bahan tontonan. Sang senior memang kejam.

Manda sedang menjadi bahan tontonan.

"Sekarang maju kedepan! Dan joget didepan seluruh teman seangkatan kamu ini!" Suruh senior OSIS itu.

Manda enggan namun teriakan dari teman lainya mendorong Manda untuk maju dan siap menahan malu.

"Tenang aja Mand, kamu baik-baik aja.." Ucap salah seorang teman disebelah Manda.

Manda menoleh dan tersenyum tipis pada sosok yang baru saja membisikkan gairah semangat untuk Manda.

Ghea lah orangnya. Ghea adalah teman pertama Manda ketika ia dinobatkan menjadi siswa SMA Nusa Bangsa. Ditempatkan dikelas yang sama, dan sering baris berdua ketika ada acara diluar kelas.

Dengan langkah yang berat, Manda maju ke depan. Kini dihadapanya adalah seluruh siswa kelas 10. Bukan hanya itu saja, disekitaran Manda juga sudah ada banyak senior OSIS yang siap melihat pertunjukkan dadakan dari Manda.

"Sialan!" Ucap Manda lirih sambil menatap senior yang menyuruhnya maju kedepan.

"Kak Deva sialan!"  Desis Manda lagi sambil terus menatap senior itu.

Tak lain senior itu adalah Deva Sanjaya.

"Eh tunggu dulu, sepertinya kalung ini bakal membuat penampilan kamu sempurna" Kata Deva sambil menyerahkan kalung tali bertuliskan Aku Jelek.

Seketika tawa seluruh siswa pecah lagi.

"Ayoo Manda joget cepet!!"

"Mandaa ayoo!!"

Dan masih banyak lagi teriakan dari siswa yang lain. Sedangkan Manda? Dia berusaha menelan ludahnya. Ia menatap sekitaran, sungguh kala itu menjadi pengalaman paling pahit yang pernah Manda alami.

One ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang