Masih sama, menulis menjadi cara bercerita favoritku.
-Amanda Talitha
•••
Rumah malam itu begitu sunyi. Ray sudah mengunci kamarnya, ibu sudah terlelap dalam tidurnya, sedangkan ayah? Mungkin ayah sudah tak ingin pulang lagi. Entah satu atau dua hari, sepertinya ayah akan pulang dengan membawa surat perceraian dengan ibu.
Manda duduk didepan meja belajarnya. Tiba-tiba ia teringat dengan barang miliknya yang hilang. Yaa! Buku catatan milik Manda. Sudah hampir 1 bulan buku milik Manda hilang dan belum juga ditemukan.
"Oiyaa lama banget ngga nulis di blog.." Ucap Manda sambil mencoba membuka laptop miliknya. Sudah hampir 1 bulan lebih Manda tidak membuka blog miliknya, dan malam ini adalah saat yang tepat bagi Manda menulis lagi di blog pribadinya.
Aku adalah manusia yang tumbuh diantara bahagia yang palsu.
Aku adalah manusia dengan topeng langka demi untuk menutup.
Menutup sebuah luka dengan harapan yang lain tak tau.
Bagaimana rasanya hancur dan pilu.
Hidup semenyakitkan itu.Berulang kali Manda membaca kalimat demi kalimat yang ia rangkai, benar-benar itu berasal dari lubuk hati Manda. Lalu dikirimlah tulisanya itu ke blog pribadinya.
Manda membiarkan laptopnya menyala, dan ia memainkan ponselnya. Tiba-tiba masuklah notifikasi pesan dari Deva.
"Malam-malam begini? Jam 10 Kak Deva ngirim pesan?" Gumam Manda heran.
Kak Deva
Udah tidur?Amanda
Belum, Kak.Kak Deva
Lah kok? Kenapa?Amanda
Yaa suka-suka saya lah!Kak Deva
Emmm, besok berangkat bareng saya yaa?Deg! Jantung Manda berdegup tak beraturan. Deva mengajak Manda untuk berangkat bersama? Apa ini tidak mimpi?
Tapi tunggu! Sebenarnya apa yang sedang Manda rasakan. Suka? Kagum? Entahlah itu Manda benar-benar tak paham. Intinya ketika ia berbincang dan bertemu tatap saja sudah membuat gugup tak karuan.
Kak Deva
Mau ngga?Amanda
Ngga usah kak, saya berangkat sendiri aja.Kak Deva
Ngga ada penolakan. Besok saya dateng kerumah kamu oke!Amanda
EmmRead-
Percakapan mereka berakhir ketika Deva hanya membaca balasan dari Manda. Ia beranjak dari kursi menuju tempat tidurnya. Ponselnya ia letakkan di meja lampu tidurnya. Lalu dibaringkanya tubuhnya. Matanya ia coba pejamkan, harapanya bisa terlelap.
•••
Seperti biasa Manda bangun pukul 5 pagi. Langsung ia beranjak mengambil air wudhu untuk mengerjakan sholat shubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...