Ketika buku yang selalu menjadi tempat cerita itu hilang, lalu kepada siapa nanti aku akan bercerita lagi?
-Amanda Talitha
--
Lagi-lagi Manda tidak bisa tidur malam itu. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun ia masih membongkar isi tas sekolahnya. Ada yang hilang, buku catatan Manda.
Dan satu kemungkinan siapa pelaku dari hilangnya buku Manda.
Deva!
Manda menghamburkan tubuhnya ke ranjang. Perasaanya begitu tak enak. Begitu banyak ketakutan yang ia rasakan. Ketika buku itu berada ditangan orang lain berarti rahasianya terbongkar.
Tunggu ini bukan rahasia besar. Namun setiap yang Manda tulis di buku adalah tentang kejadian didalam hidupnya.
Tentang pengkhianatan, tentang kecewa, tentang kerinduan. Semuanya Manda tulis di buku catatanya.
Dan jika benar buku itu ada di tangan Deva sekarang?
Ahhhh!!
"Kalau buku itu ada di Deva gimana?"
Manda tidak bisa membayangkan bagaimana harga dirinya didepan Deva. Pasti Deva akan menertawainya habis-habisan karena dianggap Manda terlaku lebay untuk menceritakan segala yang terjadi dalam hidupnya.
Manda memaksa memejamkan matanya erat-erat. Manda ingin cepat berganti hari agar ia juga cepat menemui Deva itu.
•••
Selamat!
Manda tidak kesiangan. Kini ia tepat sampai pukul 06.30 disekolah. Dan belum ada Deva atau pengurus OSIS lainya yang menunggu siswa telat didepan gerbang sekolah.
Manda tak ingin menuju kelasnya terlebih dahulu. Namun kini yang ia tuju pertama adalah kelas Deva. Ia ingin cepat menanyakan tentang bukunya.
Langkah Manda terus ia panjangkan, dan sampailah didepan pintu kelas XII MIPA 3.
Dilihatnya dari luar kelas, sepertinya didalam tak terlihat batang hidung dari Deva.
"Kak, itu kok Kak Deva ngga ada ya?" Tanya Manda sopan kepada kakak kelas yang sedang duduk di bangku depan kelas.
"Deva kalau pagi di ruang OSIS." Jawab kakak kelas itu.
Manda tak ingin membuang waktu lama karena sekitar 20 menit lagi jam masuk berbunyi. Langkahnya semakin ia panjangkan agar segera sampai di ruang OSIS.
Benar saja, Manda melihat sosok Deva yang akan masuk ke dalam ruang OSIS tersebut.
"Kak Deva!" Panggil Manda dari jarak sekita 3 meteran.
Deva menoleh, ditatapnya Manda dengan tatapan heran. Diotaknya terus berpikir bagaimana ia mencari alasan jika nanti ditanya tentang buku catatan Manda.
"Buku saya mana?" Tanya Manda tanpa basa-basi.
"Buku? Kamu nuduh saya?" Deva berpura-pura tak tau soal buku itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...