Aku harap ketika aku bertemu dengan kamu, jantungku masih berdegup normal.
-Amanda Talitha
•••
"Pagi, bu!" Sapa Manda dengan semangat pada ibunya yang masih berada di dapur menyiapkan bekal roti bakar untuknya.
"Ray mana?" Tanya Manda mencari keberadaan Ray. Karena saat Manda menuju meja makan, disana tidak ada satu orangpun. Jadi Manda memilih mencari ibunya yang pasti ada di dapur.
"Ray harus berangkat lebih pagi." Jawab Ibu. Manda mengangguk pelan.
Dengan seksama Manda memperhatikan gerak tangan ibunya menyiapkan bekal untuknya. Pastinya ibu membuatkan roti bakar isian keju kesukaan Manda.
"Siapp!!" Sontak ibu menyerahkan kotak berisi roti bakar itu pada Manda lengkap dengan sebotol susu putih hangat.
"Baiknya ibu Manda ini" Puji Manda lalu memasukkan kotak dan botol itu kedalam tasnya.
Ibu berjalan beriringan dengan Manda menuju meja makan. Diatas meja sudah ada nasi goreng dan telur mata sapi, sungguh menggiurkan indra perisa Manda.
Manda menarik kursi disebelah ibunya. Mereka menyantap sarapan pagi itu.
"Manda?" Panggil ibu lirih
"Iya?"
"Kamu baik-baik saja?" Tanya ibu. Sebenarnya ibu masih teringat akan kejadian kemarin, namun sepertinya Manda sudah terlihat baik-baik saja.
"Seperti yang ibu lihat. Ini Manda, dan Manda akan selalu baik-baik saja."
Ibu tersenyum lembut pada Manda, mengusap ujung rambutnya. Belaian itu penuh kasih sayang. Bayangan ibu terus dihinggapi oleh wajah Manda yang sempat sangat terluka, namun pagi itu Manda sudah bisa tersenyum seolah masalah yang selalu menimpanya hilang seketika.
"Habiss!!" Seru Manda lalu meraih segelas susu disebelah piring Manda.
Manda berdiri dan merapikan baju yang sedikit berantakan. Lalu diraihnya tangan ibunya itu.
"Manda berangkat ya, bu?" Manda mencium punggung tangan ibunya.
"Hati-hati." Pesan ibu pada Manda.
Lalu Manda berjalan kearah luar rumah, ibu terus memandangi punggung Manda yang lama-lama sirna pula.
•••
Kini didepan Manda sudah ada gerbang menjulang tinggi. Pemandangan didepan Manda adalah manusia yang berlalu lalang. Ada bapak penjaga keamanan atau yang biasa disebut satpam itu sudah berdiri didepan pos andalanya. Dan jika yang satu ini adalah pemandangan yang paling dinanti-nanti oleh Manda. Wajah Deva!
Untung pagi itu Manda tidak telat, maka ia hanya lewat saja didepan Deva yang sedang berdiri memantau siswa dengan buku tebal dipegang oleh tangan kananya.
Ganteng bangett Ucap Manda dalam hati.
Rambut sedikit acak-acakan, seragam rapi, wajah manis berseri. Pemandangan itu begitu sempurna. Harus Manda akui, Deva memanglah tak diragukan lagi. Pagi itu Deva sangat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Reason
Teen FictionSiapa sangka Manda yang selalu terlihat baik-baik saja ternyata menyimpan luka yang amat dalam. Ceritanya bukan melulu tentang asmara namun juga tentang perjuangan kehidupan. Begitu lelah jika memang harus diceritakan, sakitnya dalam hati tak pern...