✧ ۪۪Part'e 1 ཻུ⸙͎

631 131 135
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫   ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

Ting...ting...ting...

Terlihat seorang gadis tengah mendentingkan garpu pada piring yang ada dihadapannya. Tatapan kosong gadis itu menuju ke arah seorang pria yang sedang asik bercengkrama dengan seseorang lewat handphone nya.

Ting...ting...ting...

"Non...kau ingin makan apa?"

"..." Tidak ada jawaban, dia terus mendentingkan garpu pada piring dengan tatapan menghunus pada seorang pria paruh baya.

"Non? yasudah bibi pergi lagi ke dapur." Ketika maid itu ingin pergi...

"Tunggu bi!" reflek maid itu berhenti melangkah dan menanyakan pada majikannya, apakah ada yang bisa dibantu olehnya.

"Apakah bibi bisa melihatku?"

Pertanyaan gadis itu membuat si maid mengernyitkan dahinya bingung, jelas-jelas dia belum mati dan ada dihadapannya.

"Jawab bi!?"

"Non kenapa bertanya seperti itu? jelas bibi bisa melihatmu."

"Tapi kenapa papah seperti tidak melihatku dan menganggap ku seperti arwah yang meminta kasih sayang?" wanita yang bernama Dwi itu bertanya lagi.

"..."

Tidak ada jawaban. Hingga pria paruh baya yang sedari tadi berbicara dengan seseorang lewat handphone nya pergi dan keluar dari rumah tanpa melihatnya.

Tatapannya kembali kosong, entah apa yang difikirkannya. Maid yang kembali diacuhkan langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan beberapa makanan.

"Ck." decak seorang gadis yang sedari tadi melihat tingkah adiknya itu,. "kau ini anak pembawa sial, masih berharap ingin diperhatikan?" katanya. Panggil saja dia Bella.

"Hari ini lo pertama masuk SMA, dan lo harus bersikap seperti orang normal! muka kita agak mirip, gue gak mau ketenaran gue ilang begitu aja kalo orang lain tau lo adik gue kayak orang gila!" Lanjutnya sambil menggigit roti tawar yang sudah disiapkan oleh maid.

Ting...ting...ting...

"mulai!!!" teriak Bella tak lupa menajamkan pandangannya.

"Itu hak gue, gue gak mau sekolah salah. Gue mau sekolah salah!!! harus gini harus gitu. Sebenarnya yang kalian ingin tuh apasih?"

"Lo mati!"

"Anjing lo!" umpat Dwi pada Bella, kakaknya. Ia langsung memangku tasnya dan pergi ke sekolah, tidak ingin lagi merespon perkataan Bella yang semakin melantur.

⚛⚛⚛

"hfftt...gue jangan parno-an, tahan, lo pasti bisa Dwi." ucapnya meyakinkan diri sendiri.

Dwi pun memasuki sekolah barunya dan berusaha untuk bersikap seperti biasa. Dwi memang agak sedikit aneh dan parno-an akibat trauma yang ia alami.

Bruk!!!

Tiba-tiba seorang lelaki berhoodie hitam kebesaran dengan kupluk yang menutupi sebagian wajahnya, menabrak seorang gadis yang memakai perhiasan mencolok.

"Eh maaf, gua gak sengaja." Ucap laki-laki itu hanya melihatkan bibirnya yang berkomat-kamit meminta maaf.

"Dasar lo buta! untung gue gak lecet! lain kali pake tuh mata!" Teriak wanita itu seraya menunjuk wajah lelaki tersebut.

"Apa salahnya nerima maaf? Ck. Baru masuk udah disuguhin pemandangan kayak gini." Ucap Dwi.

Dia tidak begitu suka orang yang menolak maaf dan berdandan begitu mencolok di sekolah. Seolah mendengar perkataan Dwi laki-laki itu tersenyum miring.

⚛⚛⚛

Sekedar info:
Kelas XII berada di lantai 3
Kelas XI berada di lantai 2 dan
Kelas X berada di lantai 1.

SMA St. Aloysius termasuk sekolah elite, letak aula berada di tengah sekolah. Dan sekarang semua murid kelas X dikumpulkan di aula untuk diberikan pengarahan.

Dwi ada dibarisan paling belakang, dia tidak berniat untuk berkenalan dengan siapapun. Karena dia tahu semua orang pasti akan menjauhinya.

Ketika sedang mendengarkan arahan dari ketua OSIS. Tiba-tiba terdengar suara jeritan dari lantai atas, reflek semua orang mencari-cari sumber suara yang memekakan telinga itu.

Dan...

Bruakk!!! Dugh!!!

Tiba-tiba salah satu siswi terlempar dari koridor lantai 3 dengan keadaan uluh hatinya menghantam tiang bendera sangat keras. Tiang menghunus dan menancap tepat di uluh hatinya, sampai-sampai terdengar suara retakan tulang disertai decitan besi.

Uuoo...uoooo...

Darah segar langsung ia muntah kan dari mulutnya ditambah darah di uluh hati yang terus mengalir di tiang, hingga tiang tersebut sudah berlumuran darah segar.

Kondisi siswi itu membuat semua orang menjerit ketakutan bahkan ada beberapa yang pingsan melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan. Badan tertancap ditiang berlumuran darah, mata melotot dan mulut menganga.

Brugh!!!

Namun naasnya, siswi itu terjatuh dengan posisi terlentang, ketika ia mencoba mengangkat tubuhnya agar tidak terus menancap pada tiang. Sudah dipastikan ia meninggal di tempat.

Bagaimana tidak sudah jatuh tertancap harus mendarat lagi 10 meter. Jika kalian ada di posisi nya bagaimana?

"Aaaaa...." teriakan dari koridor atas membuat suasana menjadi lebih riuh, semua orang berhamburan ke bawah ingin melihat keadaan temannya.

Dwi hanya diam, dari belakang kejadian itu terlihat sangat jelas. Lama kelamaan dia pun penasaran dan ingin melihat mayatnya. Dia sangat yakin gadis itu sudah meninggal.

Ketika sudah didekat mayatnya, ia melihat di uluh hatinya ada sebuah obeng hitam menusuk sempurna, mungkin karena tubuhnya cukup lama menggantung di tiang. Tapi bukankah sangat aneh jika dia bunuh diri disaat seperti ini?

Tidak ada yang berani mendekat hanya Dwi saja yang berani lalu dengan santainya menyibakan rambut gadis itu, tanpa memegang obengnya.

"Aaaa..." Semua orang kembali berteriak histeris.

Matanya membulat sempurna karena Dwi mengenal wanita yang bersimbah darah itu.

⚛⚛⚛

Follow >> urjjousca

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang