✧ ۪۪Part'e 4 ཻུ⸙͎

333 85 51
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫   ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

"Lo?" Dwi menepuk-nepuk pipinya tidak percaya akan apa yang ia lihat sekarang.

"K - Kenapa gue bisa liat lo? Lo kan udah..."

gadis itu tersenyum, bukan senyuman seperti biasa lebih ke seringaian yang membuat bulu kuduknya berdiri.

"Anjir! jangan ketawa, gue merinding." umpatnya.

"Kenalin gue Maura," ucap arwah dengan bagian uluh hati bolong dan terlihat organ dalam yang sudah tidak berbentuk menyeruak keluar.

"Gue gak mimpi?" ucapnya masih dengan posisi mepet ke pintu, dia hanya terkejut karena tiba-tiba bisa melihat makhluk tak kasat mata. Terlebih lagi ia pernah bertemu dengannya saat masih hidup.

"Lo gak mimpi, gue kesini mau minta bantuan."

"bantuan? gak! gue gak mau, lo bau banget coba dandan dikit kalo ketemu gue!"

Maura berniat ingin menjitak Dwi, namun tidak bisa karena dia sekarang hanya berbentuk gumpalan asap.

"hahaha...dasar setan!" ledek Dwi.

"Untung gue sabar, please bantu gue kali ini aja."

"Gue masih gak ngerti kenapa gue bisa lihat lo," bukannya mengiyakan ia malah menerka-nerka apa yang terjadi.

Maura melayang menuju pinggir kasur dan Dwi mengekorinya. "Jadi mata batin lo dipaksa dibuka. Beruntungnya, mata batin lo gampang dibuka." tutur Maura. "Gue masih disini karena gue gak bisa tenang, gue mau orang yang ngebunuh gue dihukum!" Lanjutnya.

"Jadi lo bener dibunuh?" ucap Dwi dibalas deheman Maura.

"..."

⚛⚛⚛

Kring...kring...kring...

6.30
Senin, 13 September

"Anjir sial, gue telat!" Dwi mengucek-ngucek matanya.

"Sekolah jangan ya? kalo sekolah gue pasti sial! kalo gak sekolah gue gak dapet formulir buat lomba." Dwi mengacak-acak rambutnya frutasi.

"Lo kenapa sih?" ucap Maura.

"anjir, pagi-pagi gini liat lo!" Ia belum terbiasa melihat makhluk dengan perawakan seperti Maura.

Dwi langsung berlari ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dan memakai seragam, Dwi berlari keluar rumah dengan Maura yang masih mengekori.

"Ah jauh-jauh lo, gue telat!"

Ketika Dwi menunggu taksi dipinggir jalan, tiba-tiba ada motor melesat dan...

Byurr!!!

Air kubangan mengotori baju Dwi.

"Ahh oh my gosh." Dwi merengek, "kan sial kan untung cuma 12 hari dalam 1 tahun." ucapnya sambil menghentakkan kaki kesal.

"Ngapain juga lo diem didepan kubangan?" Maura tertawa membuat Dwi merinding.

"Jangan ketawa!"

"Eh...papah? papah kan dipanggil ke sekolah," Dwi merengek lagi dia benar-benar lupa.

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang