✧ ۪۪Part'e 18 ཻུ⸙͎

145 43 22
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫ ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

06.24

Dwi berjalan keluar dari kamarnya. Kemarin mereka tidak mencari Bella karena Anka melarangnya dan Dwi hanya mengiyakan tidak ingin berdebat lagi dengan Anka. Langkahnya terhenti ketika melihat satu cangkir kopi yang masih utuh berada di atas meja.


"Segitu bencinya papah sama gue, padahal gue kira dia mulai buka hati buat gue." batin Dwi.

Dwi terus berjalan keluar tanpa berpamitan pada Anka, dia sangat tidak suka diacuhkan oleh seseorang. Terlebih lagi orang yang mempunyai ikatan darah dengannya.

Netra Dwi melihat sosok laki-laki memakai hoodie hitam kebesaran, fikiran nya langsung tertuju pada Azka. Mungkin Azka tahu dimana keberadaan Bella!

"Heyy!!!" Dwi berteriak sembari melambaikan tangannya pada pemuda itu meskipun dia tidak yakin bahwa itu Azka.

"Woyy!! denger gak sih njing..."

Laki-laki itu terus berjalan acuh tidak menggubris, membuat Dwi kesal dan menghentak-hentakkan kakinya karena dia berlari sangat cepat. Ia tidak kehabisan akal, ia langsung tertuju pada mobilnya dan menutup keras pintu mobil.

"Apa si emosian banget! belum tentu dia Azka! tapi kesel... seenggaknya jawab panggilan gueeee...." cerocos Dwi.

⚛⚛⚛

Sesampainya di sekolah Dwi tidak langsung ke kelas, dia memilih pergi ke kelas Bir. Dia kehilangan jejak laki-laki tersebut.

"Bir?!!! Where are you????" ucap Dwi dengan suara melengkingnya sebelum memasuki kelas Bir, sukses mengundang tatapan tidak suka dari beberapa kakak kelasnya. Tidak tahu malu!

"Belom dateng ternyata, kodomo bat dia." cibir Dwi.

Dwi berjalan santai menuju kelasnya dan seperti biasa jari telunjuknya sedang memutar-mutar kunci mobil. Seperti tidak ada beban, padahal Bella sedang hilang.

toh nanti dia balik juga kalo duit abis
fikirnya pendek.

"Eh...Dwi selamat ya udah menang lomba."

"Yang menang lomba dansa nih..."

"Temennya si parasit sama anak aneh nih!"

Ya seperti itu lah percakapan orang gabut ketika Dwi melewati koridor 3 dan kembali ke koridor 1 menuju kelasnya.

"Dwi!" teriak Nata dari pojok kelas, dia terlihat sangat semangat dan ceria tidak seperti biasanya.

"Apa? gak kayak biasanya lo!" ucap Dwi malas.

"Gue...gu-gue mau ngomong." ucap Nata gagu.

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang