*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫ ⃟ ཹ։
🕰️🕰️🕰️
"Kak, Bir mau di kamar aja. Bir bener-bener Gatau harus ngapain kalau udah didepan Daz." Ucap Bir yang sekarang masih digiring Dwi untuk makan bersama di ruang makan.
"Enggak Bir, sekali aja. Kasihan Daz kalau terus-terusan diasuh sama babysitter nya." Jelas Dwi.
"T-tapi kak..."
"BUNDAA!!!" Teriak Daz ketika melihat Bir, bundanya keluar dari kamar.
Daz sudah lama sekali ingin bermain dengannya, namun ia selalu dilarang untuk mengunjungi Bir. Bir memang jarang keluar dari kamarnya, jika ia merasa bosan pun ia menunggu malam ketika Daz sudah tidur. Setakut itu ia bertemu dengan Daz, takut karena ia mengingat masa-masa terpuruknya itu. Daz selalu berhasil membuat Bir mengenang masa itu, karena wajahnya yang sangat mirip Azka.
"Bunda... Bunda dah sehat toh? Daz bole peluk bunda?" Tanya Daz memastikan, terkahir kali saat ia memeluknya Bir langsung berteriak ketakutan untungnya ada Dwi yang sigap untuk menolong Daz.
Melihat mata anaknya yang sudah mirip seperti anak kucing, Bir tidak bisa menolak ia mengangguk dan Daz langsung memeluknya erat. Ia tidak melakukan pergerakan apapun sampai Daz melepaskan pelukannya.
"Bunda ayo makan..." Ajak Daz hanya diangguki oleh Bir. Daz dengan senang hati menuntun Bir untuk duduk disampingnya.
"Bunda, Daz kangen sama bunda toh."
"Bunda benelan dah sehat kan?"
Daz sibuk bercerita sedangkan Bir mendengarkan dalam diam. Ia hanya mengaduk-aduk sarapannya, tidak mood untuk makan. Sejak melahirkan Daz mood nya memburuk dan berefek pada tubuhnya yang semakin hari semakin mengurus. Biasanya jika sudah melahirkan, badan seseorang akan membesar tapi Bir malah lebih kurus dari sebelumnya.
Bir dan Dwi yang tengah mendengar Daz bercerita, dikejutkan oleh seseorang yang datang tiba-tiba. Bukan, disini hanya Bir saja yang terkejut.
"ANKEL!!!" Teriak Daz.
Laki-laki itu langsung memeluk Dwi, pandangannya menghunus pada Bir yang sudah berkeringat dingin. Tubuhnya bergetar hebat, fikirannya entah berkelana kemana, ia masih mencerna apa yang sedang terjadi didepannya sekarang.
"K-kak..." Lirih Bir, "Kok...a-apa yang sebenarnya terjadi?" Lirih Bir lagi pada dirinya sendiri.
Laki-laki itu mendekat ke arah Bir membuat Bir langsung membuat jarak, ia jijik sangat jijik! Dwi? Ia hanya menonton seraya tersenyum puas. Daz? Ia tidak mengerti situasi, yang ia ketahui hanya penyakit bundanya memang sering kambuh.
"PERGI!!!" Teriak Bir.
Tetapi lelaki itu terus berjalan mendekat, wajahnya dipenuhi oleh seringaian. "Sudah waktunya..." Katanya.
"PERGI AZKA!!! PERGII!!!" Teriak Bir sekali lagi.
Dwi mengajak Daz untuk ke kamarnya, setelah itu ia kembali lagi dan ikut-ikutan mendekat ke arah Bir. Ia menggandeng tangan suaminya, Azka. Ia tersenyum mengejek, ini yang ia inginkan sedari dulu... Membuat semua orang yang pernah menyakitinya agar tidak bisa menikmati kehidupan.
"Bir... Kamu belum kenalan loh sama suami saya." Katanya.
"KALIAN GILA! KALIAN BENER-BE..."
Ucapannya terpotong oleh suara Azka, "Kamu salah, disini kamu yang gila." Katanya.
-000-
Apa yang dikatakan Azka menjadi kenyataan. Bir, ia sekarang memiliki gangguan jiwa dan terpaksa untuk dirawat di RSJ. Memang ini yang diinginkan Dwi, dicerita ini pemeran racun kita adalah pemeran utama kita sendiri. Dwi Allaena. Si gadis yang hidupnya diselimuti oleh trauma kini sudah memberi banyak luka pada orang-orang disekitarnya.
"Sayang... Sekarang panggil aunty, bunda ya." Kata Dwi pada Daz, "Dan panggil uncle, papah." Lanjutnya sesudah menunjuk Azka yang sekarang tengah menyesap kopinya.
Daz hanya mengangguk patuh namun jauh didalam lubuk hatinya ia telah membuat janji, "Bunda... Tungu Daz bebelapa taun lagi ya... Daz akan membalaskan dendam bunda pada onti dan ankel." Seperti itulah janji anak kecil yang tidak sepolos kelihatannya. Senyuman manisnya lebih meyiratkan sebuah seringaian yang siapapun tidak dapat melihatnya. Dia Daz, racun dikehidupan selanjutnya.
🕰️🕰️🕰️
- ENDING -
ORIGINAL STORY BY urjjousca. DAN BUKAN NOVEL TERJEMAHAN. DON'T COPY MY STORY N SEE U!
Follow >> urjjousca
share cerita ini !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Triskaideka Phobia [END]
Misteri / Thriller𝐉𝐮𝐦𝐚𝐭 𝟏𝟑 𝐃𝐞𝐬𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 "Happy birthday to me... happy birthday to me... happy birthday... happy birthday... happy birthday to me....." Wanita itu bernyanyi dan mengasah pisau yang akan dia gunakan untuk memotong kue. Aneh! mengapa? kalian...