✧ ۪۪Part'e 15 ཻུ⸙͎

172 47 24
                                    

*ૢ✧ ཻུ۪۪⸙͎ Happy Reading ೫   ⃟ ཹ։

⚛⚛⚛

Dwi mengerjapkan matanya berkali-kali setalah Kemabli mendapatkan kesadarannya, sepertinya ia tadi di bius. Kepalanya terasa berat ditambah lagi badannya diikat dikursi membuatnya sesak dan susah untuk bergerak. Dwi mencoba sekuat tenaga untuk keluar, dia tidak bisa berteriak karena mulutnya disumpal kain. Tidak lama setelah Dwi sadar ada orang masuk ke ruangan minim cahaya itu.

"Kakak??? Azkaa???" batin Dwi.

"Haii...adikku..." Bella menunjukan senyum iblisnya.

Bella mencengkram pipi Dwi lalu menghempaskannya kuat-kuat, setelah itu membuka sumpalan yang dimulut Dwi. Ia tersenyum puas melihat Dwi yang tidak berdaya.

"Lo kira gue bakal baik sama lo? ck
...kepedean banget! ini awalnya rencana gue, tapi sialnya malah lo yang menang!"

Dwi masih mencerna omongan Bella, dia melihat ke arah Azka, laki-laki itu hanya diam saja melihat Dwi disiksa Bella. Psikopat mana yang tidak senang melihat orang lain ketakutan?

"Kak maksud lo? gue gak ngerasa dansa, tiba-tiba menang! harusnya lo tanya Nata!" teriak Dwi.

Plak!!!

Rasa perih menjalar dipipi kanan Dwi dan sudah dipastikan sudut bibirnya berdarah, dia tidak menyangka kakaknya bisa bertindak sekejam ini.

"Gue gak mau lo sembuh dari phobia itu, tapi si Nata ceroboh ngejalanin tugasnya." bentak Bella. "Ya...tugas, buat lo kalah dari lomba. Apa karena duit yang gue kasih ke dia kurang. Ngeselin banget tuh orang." lanjutnya.

Dwi mencoba mencerna lagi perkataan Bella, hari ini banyak sekali kenyataan yang harus ia terima. Bukan hanya Azka dan Nata yang bersekongkol, tetapi Bella juga terlibat.

"Jadi... lo gak tau rencana Nata selain  buat gue kalah lomba?" tanya Dwi memastikan kakaknya tidak tahu bahwa mereka psikopat.

"Maksud lo?"

Dwi tidak langsung menjawab dia menghunuskan pandangannya pada Azka, namun laki-laki itu hanya diam saja dengan wajah tanpa dosanya. Sedaritadi Maura berada dibelakang Azka, dia terlihat kebingungan lalu melayang entah kemana.

"Jawab! maksud lo apa?! Nata punya rencana lainn?!" Tanya Bella sambil mencengkran pipi Dwi dengan kukunya, alhasil Dwi meringis karena kuku tersebut menusuk kulit pipinya hingga baret dan beradarah.

Baru saja Dwi ingin mengangkat suara, Nata tiba-tiba datang lalu mengotak-atik fikiran Dwi.

"Jangan ta... gue masih mau hidup." batin Dwi.

Samar-samar Dwi melihat Azka menyeringai dan Bella kebingungan.

⚛⚛⚛

04.00

Dwi terbangun dikamarnya, kepalanya sangat pening. Dwi hanya mengingat ketika dia ingin menyusul Nata dan tidak tahu kenapa dia bisa disini.

Triskaideka Phobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang